Stok Darah di PMI Wonosobo Menipis, Per Bulan Kisaran 300 Kantong

Stok Darah di PMI Wonosobo Menipis, Per Bulan Kisaran 300 Kantong

MAGELANGEKSPRES.COM,WONOSOBO – Persediaan darah di Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Wonosobo kian menipis, seiring semakin berkurangnya antusiasme pendonor untuk menyumbangkan darahnya. Masa pandemi covid-19 disinyalir menjadi penyebab menurunnya jumlah pendonor. Dari rata-rata 600 hingga 700 kantong darah perbulan sebelum pandemi, sejak bulan Mei 2020, produk darah PMI hanya berada di kisaran 300 hingga 400 kantong setiap bulannya. Kondisi memprihatinkan tersebut diungkapkan salah satu petugas administrasi PMI Wonosobo Umi. Dikatakan dengan penurunan jumah pendonor mulai terjadi pada bulan Maret 2020, namun masih  terhitung mencukupi kebutuhan darah. “Stok darah, mulai turun drastis pada Mei lalu, produk darah PMI hanya mencapai 366 kantong, dari sebelumnya minimal 600 kantong setiap bulannya,” jelas Umi saat ditemui di kantornya kemarin (21/8). Pihak PMI Wonosobo, diakui Umi telah berupaya menyosialisasikan kondisi ini melalui para pendonor rutin, namun memang rata-rata mereka merasa khawatir kalau harus berdonor di masa-masa rawan virus corona. Per tanggal 21 Agustus, stok darah di PMI disebutnya hanya ada 11 kantong, dengan rincian Golongan A 6 kantong, golongan B 1 kantong, golongan O 3 sebanyak kantong dan golongan AB 1 kantong. Baca juga Tambah 26 Kasus Positif Corona, Wisatawan Wajib Rapid Test “Para pasien yang membutuhkan transfusi darah hari ini membawa keluarga sebagai donor pengganti karena memang persediaan kami tidak mencukupi,” tuturnya. Ia berharap situasi tidak kondusif itu bisa segera membaik dengan peningkatan jumlah pendonor aktif. Donor darah di PMI Wonosobo ditegaskannya aman karena ruangan senantiasa disterilkan dan petugas juga menerapkan protokol kesehatan ketat. Keamanan donor darah di PMI juga diakui salah satu warga pendonor rutin, Agus Purnomo (62). Dihubungi melalui sambungan telpon, Agus mengaku ia tetap rutin donor darah sesuai jadwal, yaitu sekali dalam 2,5 bulan. “Dengan rutin berdonor darah ini saya justru merasa semakin terjaga kesehatannya dan lebih fit,” terang Agus. Karena itulah ia mengaku turut mengajak rekan-rekan maupun warga masyarakat umum untuk bersedia menyumbang darah  demi membantu para pasien yang membutuhkan. Setetes darah, menurut Agus sangat berarti bagi kehidupan, sehingga sudah sewajarnya apabila di masa-masa pandemi covid-19, kebutuhan akan  darah tetap tinggi, solidaritas terhadap sesama melalui sekantong darah ditingkatkan. (win)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: