Stok Jagung Aman Hingga Maret
MAGELANGEKSPRES.COM,JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan persedian komoditas jagung untuk industri pakan dan peternak cukup untuk 45 hari ke depan atau hingga awal Maret 2020. Dalam mengantisipasi kelangkaan jagung, Kementan telah melakukan koordinasi dengan sejumlah instansi di antaranya dengan Kemenko Perekonomian, Dewan Jagung Nasional, Pinsar, industri pakan dan peternak. Di tubuh internal Kementan sendiri, Direktur Pakan Ternak, Ditjen PKH, Sri Widayati mengatakan melakukan koordinasi dengan Ditjen Tanaman Pangan dan Badan Ketahanan Pangan. \"Perlu kita sampaikan bahwa pertanaman jagung dilakukan pada periode September hingga Oktober 2019 telah siap untuk penyediaan jagung periode Januari sampai Maret 2020,\" ujar dia di Jakarta, Senin (20/1). Ditjen PKH, menyebutkan selalu memantau penyerapan jagung lokal mulai dari pembelian, stok, kecukupan hingga harga oleh pabrik pakan secara daring menggunakan SIMPAKAN. Berdasarkan laporan pabrik pakan tersebut, stok jagung per akhir Desember 2019 sebesar 852.424 ton dan sampai awal tahun 2020 ini harganya stabil. \"Stok yang tersedia cukup untuk memenuhi kebutuhan produksi pakan selama 45 hari ke depan. Dan stok ini akan bertambah saat masa panen jagung pada awal Februari,\" tutur dia. Lanjut Widayati, bahwa selama satu tahun biasanya ada tiga kali panen raya jagung yakni pada bulan Februari-April, Juli-Agustus dan panen kegita pada bulan November-Desember. Sepanjang tahun 2020, Kementan memperkirakan produksi jagung mencapai 24.16 juta ton. Kondisi ini membuat stok jagung aman selama tahun 2020. Sementara proyeksi kebutuhan jagung pada tahun 2020 untuk pabrik pakan sebesar 8,5 juta ton dan untuk peternak sebesar 3,48 juta ton. Melihat angka tersebut, maka produksi jagung surplus di 2020. Ketua Dewan Jagung Nasional Bidang Riset dan Teknologi, Tony Kristianto sebelumnya mengatakan, stok jagung hingga Februari paling hanya hanya sekitar satu juta ton. Hal ini membuat khawatir industri pakan dan peternak karena ketersediaan jagung tidak mencukupi. Melansir data Badan Ketahanan Pangan (BKP), produksi jagung pada Februari sampai Maret sebesar 3,6 juta ton hingga 3,37 juta ton. \"Jagung kritis mulai minggu ketiga Januari sampai akhir Februari paling banyak panen sekitar satu juta ton,\" ujar Tony. Menurut dia, produksi jagung dari Januari hingga Maret hanya sebesar satu juta ton lantaran dipengaruhi musim hujan sehingga proses pengeringan mengalami perlambatan. \"Masa tanam mundur lantaran kemarau panjang, sementara jagung ditanam di lahan tadah hujan. Jadi perkiraaan saya pasokan akan kembali normal pada bulan Maret,\" ucap dia. Ketua Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT), Desianto Budi Utomo mengatakan, dengan pasokan yang tidak cukup, maka akan mengerek harga jagung. Di beberapa daerah harga jagung sudah di atas Rp5.000 per killogram (kg). \"Nah, karena panen mundur dan stok yang menipis membuat kami khawatir harga jagung akan naik,\" ujar Desianto. Dengan keadaan demikian, dia mengkhawatirkan peternak skala kecil yakni peternak UMKM yang kesulitan membeli jagung karena kemampuan keuangan yang terbatas. Untuk itu, dia berharap pemerintah untuk fokus juga memperhatikan nasib peternak UMKM. Jagung Lokal Kualitas Bagus Pengamat Ekonomi Politik Pertanian Universitas Trilogi, Muhamad Karim menilai harga jagung lokal lebih bagus ketimbang jagung impor. Ini karena jagung lokal Indonesia mengandung protein lebiah dan varietesnya juga banyak. \"Jagung lokal memiliki kandungan protein jauh labih banyak, lebih segara dan tidak ada teknik genetik rekayasa atau Genetically Modified Organism (GMO),\" ujar dia. Oleh karena itu, dia meminta kepada pemerintah agar tidak gegabah mengambil kebijakan impir sebab nantinya akan merugikan petani. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) volume Impor Jagung sepanjang Januari-Juni 2019 mencapai 0,580 juta ton, dengan nilai USD123 juta. Capaian paruh 2019 ini sudah mendekati realisasi impor jagung pada tahun sebelumnya yang mencapai 0,74 juta ton senilai USD159 juta. Bahkan realisasi impor jagung paruh 2019 sudah sedikit melampaui realisasi impor jagung 2017 yang tercatat 0,52 juta ton, senilai USD114 juta ton.(din/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: