Suhu Ekstrim, Dieng Membeku, Minus Lima Derajat

Suhu Ekstrim, Dieng Membeku, Minus Lima Derajat

MAGELANGEKSPRES.COM, WONOSOBO - Beberapa hari terakhir suhu udara di wilayah Wonosobo cukup dingin. Bahkan, suhu pada pagi hari anya berkisar minus lima derajat celsius. Kondisi tersebut memicu munculnya embun es atau yang biasa disebut bun upas yang menutup permukaan tanah dan rerumputan di dataran tinggi Dieng. “Sudah hampir satu minggu muncul bun upas, tapi hanya baru di sekitar kompleks candi. Pertanian warga juga sudah mulai terkena,” ungkap salah satu warga Dieng Ahmad Zaeni kemarin. Menurutnya, fenomena yang biasa disebut warga setempat bun upas itu hampir terjadi setiap tahun, khususnya saat memasuki musim kemarau. Selain di kawasan candi, fenomena itu bisa muncul di kawasan perkebunan hingga permukiman warga. “Munculnya bun upas sempat dikawatirkan oleh petani. Sebab, tanaman tidak kuat dan akan mati. Hal sebaliknya dengan pariwisata Dieng, munculnya bun upas menjadi daya tarik wisatawan yang ingin merasakan dan melihat salju di Dieng,” katanya Wisatawan lokal maupun luar kota berdatangan ke Dieng pagi-pagi. Mereka penasaran dengan embun es yang viral di berbagai media sosial. Embun es tersebut biasa terjadi pada puncak musim kemarau sekitar Juli-Agustus terutama pada dinihari saat suhu udara di bawah 0 derajat celcius. “Untuk tahun ini, embun es muncul lebih awal. Bulan Mei kemarin sudah ada bun upas. Untuk minggu ini saja sudah 4 hari berturut-turut bun upas muncul di kompleks Candi Arjuna, Dieng,\" ungkapnya. Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo, One Andang Wardoyo, saat dikonfirmasi mengaku belum melakukan pantuan terhadap tingkat kunjungan wisatawan ke Dieng untuk melihat fenomena salju atau bun upas. “Belum kita pantau, seperti tahun sebelumnya, fenomena tersebut memang menjadi daya tarik sendiri. Tapi, kami belum memnatua tingkat kenaikan wisatawan,” ungkapnya kemarin. Meskipun menjadi daya tarik bagi wisatawan, fenomena embun es yang muncul pada puncak musim kemarau ini menjadikan para petani di dataran tinggi Dieng. Pasalnya kemunculan embun es dapat merusak tanaman kentang. “Bagi pelaku wisata ini peluang, tapi bagi petani memang dikeluhkan, karena tanaman bisa layu,” pungkasnya. (gus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: