Tak Ada Tim Sukses, Koko Klaim Miliki Banyak Relawan

Tak Ada Tim Sukses, Koko Klaim Miliki Banyak Relawan

MAGELANGEKSPRES.COM,WONOSOBO- Perhelatan pilkada di Kabupaten Wonosobo  diikuti paslon tunggal lawan kolom kosong. Namun, bukan berarti tidak ada pertarungan politik. Sejumlah relawan pendukung kotak kosong mulai aktif di media sosial, bahkan memasang baliho. “Saya kira tidak ada tim sukses, beberapa waktu lalu memang sudah ada deklarasi,  tapi itu biar saja. Kalau bagi saya, dukungan untuk kotak kosong  berangkat dari diri sendiri, keprihatinan terhadap situasi saat ini,” ungkap Pulunggono Handoko sebagai salah satu pendukung Koko ini saat ditemui, Selasa (27/10). Menurutnya, meski tidak ada tim, pendukung Kolom Kosong (Koko) mengaku terus bertambah. Mereka tidak  terdaftar sebagai peserta pilkada tahun ini, tapi para pendukung Koko ini siap bergerak hingga masyarakat bawah. \"Kita sudah punya relawan di setiap kecamatan. Hanya saja kan tidak tahu jumlahnya berapa mereka itu,\" terangnya. Pihaknya mengaku hampir setiap mendapatkan informasi dari para relawan, terkait munculnya dukungan terhadap kotak kosong. Selain itu komunikasi terus dijalin  untuk membicarakan koko ini. Tak hanya bertemu secara tatap muka. Laporan yang diberi lewat pesan whatsap juga selalu meningkat. Baca juga Petani Watumalang Swadaya Bangun Jalan Usaha Tani \"Jadi dari relawan yang ada di daerah itu meminta pemasangan Flayer, poster maupun kaos, bahkan belum lama ini dari Kecamatan Sapuran meminta poster kotak kosong untuk sosialsasi di group jamaah pengajian,” katanya. Namun pihaknya mengaku sulit jika harus menghitung berapa jumlah relawan yang tergabung mendukung koko. Pasalnya tak ada struktur tim pemenangan yang diatur oleh mekanisme Pilkada. Bahkan untuk menyebut siap yang menjadi koordinator pemenangan Koko saja itu sulit. “Karena memang selama ini kita masih bergerak sendiri-sendiri. Termasuk motivasi dan keberangkatan kita dari hal yang berbeda-beda. Namun intinya ada satu tujuan yang sama.Biarkan kita seperti hantu. Soalnya kalau jelas strukturnya itu nanti lebih enak untuk dilemahkan,\" terangnya. Ia menyebut jika selama mendukung koko ini lebih banyak menggunakan anggaran pribadi. Juga setiap relawan yang selama ini bergerak. Dengan tidak adanya struktur berimbas pada anggaran yang ada. \"Jadi kita membuat  kaos dan baliho itu ya modalnya dari saku masing-masing,”  pungkasnya. (gus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: