Tembakau Linting Temanggung Mulai Dilirik Kaum Muda
MAGELANGEKSPRES.COM,TEMANGGUNG - Tembakau linting menjadi salah satu pilihan bagi petani tembakau di Kabupaten Temanggung, selain tetap mengolah tembakau rajangan kering yang dijual ke sejumlah pabrikan rokok kretek saat panen raya tiba. Bahkan saat ini tembakau linting mulai dilirik oleh kalangan muda. \"Tidak hanya orang-orang tua saja, saat ini anak-anak muda yang merokok juga mulai melirik ke tembakau linting,\" ungkap Akhsan, salah satu pengrajin tembakau linting di Temanggung. Oleh karena itu kata Akhsan, dalam kurun waktu dua tahun terakhir ini, permintaan tembakau linting semakin meningkat. Tidak hanya di daerah penghasil tembakau saja, melainkan permintaan tembakau linting juga berasal dari berbagai daerah hingga luar pulau Jawa. \"Para penikmat tembakau mulai menjajal dunia baru dengan tembakau linting ini,\" tuturnya. Kondisi ini disambut baik oleh para petani tembakau di Temanggung, sehingga disetiap tahunnya para petani tembakau pasti menyisihkan daun tembakaunya untuk diproduksi menjadi tembakau linting. \"Kalau dulu kan tembakau linting ini hanya dikonsumsi sendiri, namun seiring dengan berjalannya waktu, ternyata banyak peminatnya dan tembakau linting ini sekarang sudah mulai diburu,\" ujarnya. Ia menuturkan, saat memasuki panen raya tembakau, petani biasanya memulai memetik daun tembakau mulai dari daun tembakau yang posisinya paling bawah. Kualitas tembakau pada posisi ini tidak begitu bagus untuk tembakau yang dijual ke pabrikan rokok kretek. Namun katanya, bila diolah dan dikelola dengan baik menjadi tembakau linting, nilai jualnya akan semakin bertambah tinggi. Contohnya, pada posisi tembakau tersebut jika dijual ke pabrikan paling mahal hanya laku antara Rp30.000 hingga Rp45.000 per kilogram. Baca juga Terungkap dalam Rekontruksi, Siram Bensin, Ayah Sengaja Bakar Anaknya Namun lanjutnya, jika diolah dengan baik menjadi tembakau linting, maka nilai ekonominnya akan menjadi lebih baik. Bahkan satu kilogram tembakau kering siap linting ini bisa mencapai ratusan ribu per kilogram. Namun katany jika diolah sesuai dengan permintaan pabrikan, tembakau pada posisi tersebut hanya masuk ke grade C. Pada grade ini tembakau rajangan kering dari petani hanya laku terjual antara Rp30.000 hingga Rp40.000. \"Dengan nilai jual ini maka akan lebih untung jika dikelola menjadi tembakau linting,\" tuturnya. Hanya saja, pemasaran dari tembakau linting ini masih sangat terbatas, para petani hanya bisa memasarkan melalui jejaring sosial. Berbeda dengan tembakau yang diolah sesuai dengan permintaan pabrikan. \"Kalau pabrikan biasanya membeli tembakau dalam jumlah banyak saat panen raya tiba, nah kalau tembakau linting ini dijual langsung ke penikmat, tapi sekarang sudah cukup banyak petani yang lebih melirik mengelola tanaman tembakaunya menjadi tembakau linting,\" ujarnya. Ia menambahkan, potensi tembakau linting kedepan masih terbuka lebar, apalagi ditengah pandemi seperti ini. para penikmat nikotin banyak yang beralih ke tembakau linting. \"Bagi petani yang masih menyimpan tembakau linting tidak begitu terpengaruh, namun bagi yang tidak menyimpan sangat terpengaruh pandemi. semoga saja kedepan semakin banyak masyarakat yang melinting, sehingga efek dominonya bisa dirasakan oleh petani,\" harapnya.(set)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: