Tuntaskan Polemik Kantor Walikota Magelang, Tekad Dokter Aziz di Masa Kepemimpinanya

Tuntaskan Polemik Kantor Walikota Magelang, Tekad Dokter Aziz di Masa Kepemimpinanya

MAGELANGEKSPRES.MAGELANG - Aset lahan kompleks Kantor Walikota Magelang, Jalan Sarwo Edhie Wibowo yang masih belum jelas statusnya, perlahan mulai diselesaikan. Kejelasan status lahan tersebut menjadi ikhtiar Pemkot Magelang, agar kelak tidak menimbulkan persoalan kepemimpinan berikutnya. Walikota Magelang, dr Muchamad Nur Aziz mengatakan, perlunya ada \\\'rembugan\\\' atau diskusi dengan pihak Akademi TNI, selaku pemilik dari lahan seluas 40.000 meter persegi itu. Aziz pun menyambut baik adanya kunjungan rombongan Akademi TNI, yang dipimpin Wakil Komandan Akademi TNI, Marsekal Muda TNI Sri Pulung di Ruang Sidang Lantai 2 Kantor Walikota Magelang, Kamis (22/4). ”Saya ingin ini (kejelasan aset Kantor Walikota Magelang) segera selesai, agar tidak jadi beban pemimpin setelah saya. Saya juga tidak ingin persoalan ini berlarut-larut,” katanya. Aziz mengaku sudah membahas persoalan ini meskipun belum intens sejak dirinya dilantik menjadi Walikota pada Februari 2021 lalu. Namun pandemi Covid-19 yang belum juga usai berdampak pada konsentrasi dan prioritas program-programnya. ”Bukan menyalahkan Covid-19, tapi Covid-19 membuat kita berpikir ulang bahwa manusia harus pasrah pada Tuhannya,” katanya. Baca juga STMIK Bipa Magelang Gelar Pelatihan Pemrograman Web Lanjut bagi Mahasiswa Pihaknya juga tidak menyalahkan pemimpin-pemimpin sebelumnya yang telah menyepakati pemakaian aset milik Akabri ini untuk dipakai Kantor Pemkot Magelang. Sebab, menurut dia, semuanya pasti ada dasar yang benar meski belum terselesaikan oleh para pendahulu. ”Kami juga akan kembali ke ”titik nol”. Ini serius, kita akan selesaikan, mudah-mudahan ke depan lebih baik. Termasuk apa keputusan pada bulan Mei nanti, saya akan beli alternatif,” tuturnya. Sementara itu, Marsda TNI Sri Pulung menjelaskan bahwa mulai Agustus 2021, pendidikan dasar keprajuritan Akademi TNI dan Polri akan dimulai di Magelang. Program tersebut berlangsung setiap tahun dan setidaknya akan diikuti oleh 1.000 orang prajurit. Menyikapi hal itu, maka Akademi TNI pun membutuhkan lahan yang lebih luas. Sebab, lahan yang berada di Akademi Militer sejauh ini dianggap tak representatif menjalankan program pendidikan prajurit tersebut. Sri menambahkan, kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh TNI di suatu daerah akan berdampak pada perputaran ekonomi yang tinggi. Oleh karena itu, ia pun berharap Pemkot Magelang dapat selalu kooperatif. ”Saat menggelar latihan militer bersama dengan militer Singapura di Madiun selama sebulan. Saat itu PAD Madiun mengalami kenaikan. Oleh karena itu, kami harapkan kerja samanya, sehingga pemda mendapatkan manfaatnya,” jelasnya. Dia juga berharap, persoalan aset ini segera menemui titik temu di era kepemimpinan Walikota Magelang dr Muchamad Nur Aziz sehingga Akademi TNI bisa menggunakan aset sesuai hak miliknya. (wid)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: