Wayang Othok Obrol Diajukan WBTB
MAGELANGEKSPRES.COM,WONOSOBO – Salah satu warisan budaya khas Wonosobo, Wayang Othok Obrol, tengah dalam proses pendokumentasian dan riset untuk didaftarkan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Wonosobo sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB). Wayang khas tersebut dikenal luas di berbagai daerah dan memiliki beberapa kesamaan dengan wayang Kedu, memiliki berbagai keunikan termasuk pada karakter fisik dari wayang hingga lakon yang dibawakan. “Sidang untuk penetapan WBTB objek budaya ini dijadwalkan akan dilakukan tahun 2021. Setelah melalui pencermatan dokumen serta pembahasan detail di tim ahli Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, bersama dengan dokumen lain yang diajukan oleh seluruh daerah di Indonesia. Ini upaya Pemajuan Kebudayaan dengan pelindungan objek kebudayaan,” ungkap Kabid Kebudayaan Disparbud Khristiana Dhewi. Dengan semakin sedikitnya praktisi dalang yang menguasai pakem Othok Obrol, Disparbud Wonosobo bekerjasama dengan Balai Bahasa Jawa Tengah berinisiatif melakukan kegiatan konservasi Wayang Othok Obrol. Salah satu upaya diungkapkan Dhewi, berupa kegiatan pagelaran dan pendokumentasian. “Diangkatnya Wayang Othok Obrol ini juga sebagai bentuk pelindungan kebudayaan atau tradisi lisan. Dalang yang melestarikan juga hanya satu orang dan sudah sepuh dan mereka yang menggemarinya juga semakin sedikit,” imbuhnya. Dalam perkembanganya, kesenian Wayang tumbuh dengan pakem yang mengikuti wilayah geografisnya, salah satunya Wayang Othok Obrol. Dalang yang masih mampu menggelar pagelaran Wayang Othok Obrol di Wonosobo saat ini hanya satu orang Dalang Sepuh yaitu Ki Makim Karto Sudarmo yang sudah berusia 85 tahun dan bermukim di desa Selokromo kecamatan Leksono dan belum digantikan oleh generasi baru. Ki Makim, juga mungkin satu-satunya dalang yang hingga saat ini masih melestarikan wayang Othok Obrol menyebut Wayang Kedu berkembang sejak tahun 1620-an di era Pemerintahan Sultan Agung. Salah satu Dalang yang diyakini legendaris di masa silam adalah Ki Gondo Wiradipa. Lakon yang dibawakan dan cukup terkenal adalah kisah-kisah masa kecil pandawa lima atau Kendali Ratna hingga lakon yang bernuansa Ruwatan. “Wayang Othok Obrol mempunyai ciri khas berbeda dibanding Wayang Gagrak Mataram, antara lain sunggingan tokoh wayang, suluk dalangnya juga berbeda, ketiadaan sinden atau wiraswara juga membedakannya dari yang lain. Sementara untuk gamelan kerap dianggap tidak lengkap atau hanya tujuh alat gamelan, notasi gemelannya juga lebih sederhana,” ungkap mbah Makim. (win)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: