Kasus PMK di Wonosobo Capai 1324 Ekor, Enam Sapi Mati

Kasus PMK di Wonosobo Capai 1324 Ekor, Enam Sapi Mati

DIMANDIKAN. Hewan sapi saat dimandikan. (foto: agus supriyadi/wonosobo ekspres)--Magelangekspres.com

WONOSOBO -  Menjelang idul adha, kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Wonosobo mencapai 1.324 ekor. Namun, penjualan hewan kurban belum bisa dipastikan mengalami penurunan, meski transaksi di sejumlah pasar terlihat lengang.

“Laporan terakhir, kasus PMK di Wonosobo mencapai 1.324 ekor. Terdiri dari sapi, kerbau, kambing, dan domba,” ungkap Kepala Dispaperkan Wonosobo, Dwiyama SB, kemarin.

Menurutnya, Wonosobo sudah masuk menjadi daerah wabah, bersama dengan kabupaten kota di Jawa Tengah. Bahkan ada 19 provinsi yang sudah menjadi daerah wabah PMK di Indonesia. Untuk Kabupaten Wonosobo sendiri yang dilaporkan jumlahnya ribuan.

“Karena kita masuk daerah wabah PMK, maka kita sudah membuat himbauan terkait proses penyembelihan, dan sosialisasi sudah disampaikan hingga ke tingkat panitia di desa,” tandasnya.

Dijelaskan, himbauan tersebut berkaitan dengan teknik penyembelihan yang Asuh, sesuai dengan syariat agama, dan tidak mengarahkan pada pembantaian atau penganiayaan. Sedangkan terkait kondisi wabah, ada arahan secara khusus.

“Untuk hewan yang sakit atau diduga mengalami PMK, nanti dipisah dengan hewan yang sehat. Kemudian disembelih, tidak dicuci dan langsung direbus selama lebih dari 30 menit,” katanya.

Alasan pemisahan itu untuk menghindari penyebaran virus PMK ke ternak hewan yang sehat. Sebab, jika daging hewan yang terpapar PMK dicuci maka terbawa air dan dikhawatirkan airnya diminum oleh hewan sejenis yang sehat.

Berkaitan dengan transaksi penjualan hewan kurban pada musim wabah PMK, pihaknya mengaku belum bisa memprediksi. Sebab, saat pasar hewan ditutup, akan tetapi sejumlah pedagang melakukan proses transaksi langsung ke rumah atau via online.

“Jadi proses transaksi tidak marak di pasar. Pedagang takut barang dagangan tertular virus. Kemudian proses transaksi langsung di kandang,” terangnya.

Mantan Sekdin Diskominfo itu mengaku, pihaknya telah melakukan vaksinasi terhadap 590 hewan yang sehat, bantuan dari pemerintah pusat. Jumlah tersebut dianggap masih kurang dan diharapkan akan turun lagi untuk memberikan kekebalan kepada hewan ternak.

“Belum lama ini kita mendapatkan 590 dosis dan sudah disuntikkan. Kita masih butuh banyak. Sedangkan untuk yang sakit karena tidak ada obatnya kita lakukan supporting, agar hewan ternak yang sakit atau terpapar bisa bertahan dan sembuh,” katanya.

Untuk Idul Adha, Dispaperkan sendiri akan menerjunkan tim melakukan monitoring ke sejumlah lokasi penyembelihan hewan kurban.

1. Jumlah kejadian PMK berdasarkan laporan di lapangan: 1.324 ekor.
- Sapi: 1.101 ekor
- Kerbau: 30 ekor
- Kambing: 104 ekor
- Domba: 89 ekor

2. Jumlah pengobatan yang dilakukan 1.324 kali.

3. Kondisi ternak membaik 398 ekor
- Sapi: 345 ekor
- Kerbau: 3 ekor
- Kambing: 29 ekor
- Domba: 21 ekor

4. Ternak dipotong 10 ekor
- Sapi: 10 ekor
- Kerbau: 0 ekor
- Kambing: 0 ekor
- Domba:  0 ekor

5. Ternak mati 6 ekor
- Sapi: 6 ekor
- Kerbau: 0 ekor
- Kambing: 0 ekor
- Domba: 0 ekor

6. Ternak divaksin 590 ekor. (gus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelangekspres.com