Momen Kerinduan Warnai Pentas Budaya, HUT ke-33 SMAN 4 Magelang

Momen Kerinduan Warnai Pentas Budaya, HUT ke-33 SMAN 4 Magelang

BERSAMA. Guru dan karyawan SMA Negeri 4 Magelang berfoto bersama usai perfomance dalam rangka HUT ke-33 sekolah setempat, Senin (8/8).(foto : wiwid arif/magelang ekspres)-SMAN 4-Magelangekspres.com

KOTA MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Perayaan ulang tahun ke-33 SMA Negeri 4 Magelang berlangsung meriah. Pentas seni budaya ditampilkan secara atraktif oleh sekitar 50 guru dan karyawan sekolah setempat, Senin (8/8).

Pesta ulang tahun itu mengangkat tema “Manunggaling Karsa Ambangun Pawiyatan Mardhika”. Ada empat tarian yang ditampilkan antara lain tari buto, tari bedaya, tari soreng, dan topeng ireng.

Puluhan guru dan karyawan SMA Negeri 4 Kota Magelang menari dengan penuh semangat. Apalagi suasana di atas panggung tidak seperti biasanya. Belenggu pandemi selama dua tahun seolah sudah terbebaskan, dan kegiatan-kegiatan seperti ini telah mulai dibuka.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMAN 4 Magelang Sukardi mengatakan, ada filosofi tersendiri pada setiap tarian yang ditampilkan.
“Tari buto melambangkan mara bahaya, tari bedaya melambangkan suatu ritual bersih diri dari segala pengaruh buruk. Kemudian tari soreng melambangkan keadaan kembali normal dan tari topeng ireng melambangkan kehidupan masyarakat yang sudah makmur,” katanya.

Filosofi tersebut, ujarnya, mirip dengan kondisi saat ini. Di mana setelah dua tahun dilanda pandemi, pelonggaran kini dibuka kembali, sehingga membuat perekonomian perlahan mulai bangkit.

Dia menjelaskan, tema Manunggaling Karsa Ambangun Pawiyatan Mardhika melambangkan adanya sinergi dari berbagai pihak di SMAN 4 Magelang untuk membangun sekolah ini sebagai lembaga pendidikan yang berkarakter dan berdaya saing tinggi. Hal itu kata dia, sesuai semboyan mutu SMAN 4 Magelang, yaitu Tampil Prima.

"Manunggaling Karsa Ambangun Pawiyatan Mardhika juga melambangkan semangat SMAN 4 Magelang dalam menyongsong pelaksanaan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) dengan melakukan pembelajaran yang berdiferensiasi (memperhatikan keanekaragaman karakter). Diharapkan tercapai pembelajaran yang menyenangkan sesuai kebutuhan murid,” jelasnya.

Sukardi menuturkan selama pandemi Covid-19, kegiatan seperti pentas seni nyaris tidak diadakan sama sekali. Lebih dari dua tahun, kreasi siswa dan guru hanya bisa disaksikan lewat layar kecil.

“Selama pandemi tidak pernah diadakan. Ini yang membuat perayaan ulang tahun 2022 begitu spesial dan mendapat antusiasme luar biasa,” tandasnya.
Ia menuturkan, para guru dan karyawan serius mengikuti latihan selama dua pekan sebelumnya, untuk kesempurnaan event tersebut. Latihan dilakukan setelah jam pembelajaran sekolah berakhir, sehingga tak sedikit para guru yang mesti pulang larut.

“Tapi kami tetap semangat karena kerinduan menggelar pentas seni seperti ini,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala SMAN 4 Magelang Sri Sunarti mengatakan sejak latihan hingga pementasan hari ini kegiatannya cukup meriah, karena semua guru dan karyawan terlibat. Menurutnya, ada sekitar 50 guru dan karyawan ikut menari kolosal memperingati HUT ke-33 SMAN 4 Magelang. “Mereka latihan dengan penuh suka cita dan semangat. Selain untuk memperingati HUT SMA Negeri 4, acara ini juga untuk memaknai HUT ke-77 Kemerdekaan RI,” pungkasnya. (wid)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelangekspres.com