Tembakau Dibeli Harga Murah, Pabrikan Berkilah Faktor Cuaca
TEMBAKAU. Seorang petani tembakau membawa daun tembakau setelah dipetik dari ladangnya, MInggu (16/10).(foto:sertyo wuwuh/temanggung ekspres)--Magelangekspres.com
TEMANGGUNG, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Menjelang akhir panen raya tembakau 2022, harga jual tembakau belum menujukkan adanya peningkatan. Bahkan justru semakin terpuruk dengan harga yang masih berkisar di antara Rp45.000 hingga Rp55.000 per kilogram.
Daroji (54) salah satu petani tembakau di Kecamatan Tembarak menuturkan, panen raya tembakau tahun ini menjadi panen raya terburuk, selain harga jual yang rendah, cuaca juga kurang mendukung.
"Cuaca yang kurang mendukung ini dijadikan alasan oleh pabrikan untuk membeli tembakau dari petani dengan harga murah," tuturnya, Minggu (16/10).
Padahal ungkapnya, belum tentu kualitas tembakau akan sama semua, mengingat cuaca juga tidak pernah sama selama panen raya ini. Akan tetapi pabrikan menganggap semua sama, sehingga harga dipukul merata.
Ia mencontohkan, bisa saja hari ini terjadi mendung bahkan sampai dengan hujan, namun belum tentu besok akan turun hujan lagi atau tidak. Tidak sedikit tembakau yang kering dalam sehari tetap juga dibeli dengan harga murah.
"Kalau patokan kualitasnya cuaca, dan tembakau harus kering dalam sehari, seharusnya tembakau rajangan yang kering dalam sehari harganya juga harus bagus, tidak seperti tembakau yang tidak kering dalam sehari," keluhnya.
Menurutnya, sistem perdagangan tembakau ini tidak seperti hasil pertanian lainnya, petani menjual barang pedagang langsung membayar. Namun sistem perdagangan tembakau in bisa memakan waktu berhari-hari bahkan berbulan-bulan untuk menikmati hasil penjualan tembakau.
"Posisi petani selalu kalah, tapi tidak ada yang bisa membantu," tuturnya.
Senada juga disampaikan oleh Wahyudi petani lainnya di Kecamatan Tembarak. Menurutnya, jika perdagangan tembakau masi seperti ini terus, tidak menutup kemungkinan ke depan petani akan berpindah haluan ke pertanian lain.
Apalagi jika Pemerintah Kabupaten Temanggung tidak turun tangan menangani permasalahan ini, tembakau sudah menjadi ikon Kabupaten Temanggung, maka akan menjadi hal yang aneh jika petani di Temanggung sudah enggan menanam tembakau.
"Peran pemerintah sangat dibutuhkan, agar perdagangan tembakau bisa kembali seperti dulu bisa lebih baik lagi," harapnya.
Menurut Wahudi, kualitas tembakau Temanggung sudah dikenal seantero negeri, bahkan sampai keluar negeri. Namun akan menjadi sia-sia manakala petaninya tidak sejahtera.
Ia menuturkan, pemerintah sudah berupaya semaksimal mungkin mengembalikan kemurnian tembakau Temanggung, upaya ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas tembakau asli Temanggung.
Namun katanya, upaya ini akan menjadi sia-sia manakala tidak dibarengi dengan upaya perbaikan pada tata niaganya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: magelangekspres.com