Kesadaran Sanitasi 10 Kecamatan di Kabupaten Wonosobo Masih Rendah

Kesadaran Sanitasi 10 Kecamatan di Kabupaten Wonosobo Masih Rendah

DAK. Gus Albar meresmikan kegiatan DAK Bidang Air Minum dan Sanitasi Serta Hibah Air Limbah Setempat (HALS) Tahun 2022, di Desa Bomerto Kecamatan Wonosobo, Rabu (16/11).(foto : Agus Supriyadi/Wonosobo ekspres)--Magelangekspres.com

WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID- Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Wonosobo masih memprihatinkan. Salah satu indikator penyebabnya adalah sanitasi dan kesadaran Buang Air Besar Sembarangan (BABS) yang masih rendah. Dari 15 Kecamatan, yang sudah mendeklarasikan bebas Open Defecation Free (ODF) baru 5 kecamatan, yakni Sukoharjo, Leksono, Kaliwiro, Watumalang dan Selomerto.

"Kemiskinan Wonosobo masih menempati nomor dua dari bawah, yakni 34 dari 35 kabupaten/kota di Jateng. Salah satu indikator penyebabnya karena sanitasi masih sangat rendah, kesadaran BABS masih rendah. Bahkan dari 15 Kecamatan yang sudah deklarasi bebas ODF baru 5 Kecamatan,” ungkap Wabup Wonosobo, Gus Albar saat meresmikan Kegiatan DAK Bidang Air Minum dan Sanitasi Serta Hibah Air Limbah Setempat (HALS) Tahun 2022, di Desa Bomerto Kecamatan Wonosobo, Rabu (16/11/2022).

Menurutnya, meskipun secara kesejahteraan lebih baik dibandingkan dengan Kabupaten lain di sekitar Wonosobo, namun indikator tidak dilihat dari menu dan tingginya tingkat konsumsi. Tetapi, dari sisi kesehatan, pendidikan dan pendapatan masyarakat.

“Segala permasalahan yang dihadapi Kabupaten Wonosobo saat ini bisa teratasi jika tercipta kekompakan, kolaborasi dan gotong royong dari semua pihak. Semangat tersebut perlu ditanamkan untuk membawa Wonosobo yang bermartabat. Sehingga harapan kedepan kemiskinan bisa diturunkan serta perekonomian dan kesejahteraan masyarakat bisa ditingkatkan,” katanya.

Disebutkan Gus Albar, persoalan yang masih menjadi perhatian pemkab diantaranya masalah sanitasi, kedua stunting yang masih tertinggi di Jawa Tengah, dan juga Rumah Tidak Layak Huni. Semua butuh diselesaikan secara simultan dan sinergi dari berbagai pihak, tidak hanya pemkab.

“Kita selesaikan bareng- bareng, dan target kita adalah selesai di tahun 2024 yang mana ini sudah menjadi target nasional. Untuk apa, yakni untuk kesehatan untuk kelangsungan hidup di masa depan, namun ini tidak akan berhasil apabila hanya diserahkan kepada satu pihak saja,” terangya.

Gotong- royong, bersinergi, berkolaborasi maka harapan dan cita-cita membawa Wonosobo bermartabat bagi rakyatnya sendiri dan luas lagi maka akan segera bisa tercapai, sehingga harapan kedepan kemiskinan dan stunting bisa diturunkan serta perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.

Berkaitan dengan program sanitasi yang dikawal oleh DPUPR di sejumlah desa, diharapkan mampu menekan angka stunting dan juga meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Sebab dengan konsumsi air yang bersih dan lingkungan yang sehat, maka tingkat kesakitan akan menurun.

"Dinas PUPR yang dengan cepat, dengan gerak langkah cepat memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, satu demi satu pekerjaan rumah kita selesaikan, namun tentu saja  bertahap, ini adalah sebagai upaya untuk segera menyelesaikan segala permasalahan yang kita hadapi bersama, ini adalah salah satu bentuk kehadiran pemerintah,” katanya.

Selain itu, Gus Albar minta kepada masyarakat untuk bisa menjaga dan memelihara apa yang telah didapatkan dari program ini, agar bermanfaat lebih luas lagi dan lebih lama. Sehingga bisa dinikmati hingga anak cucu.

“Jo nganti saiki dipasang sesuk wis rusak, peliharalah, dirumat lan diuri-uri bahkan kalau bisa bermanfaat sampai anak-cucu,” pungkasnya. (gus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelangekspres.com