Percepat Penurunan Stunting, 10 Desa di Wonosobo Deklarasikan Gong Ceting

Percepat Penurunan Stunting, 10 Desa di Wonosobo Deklarasikan Gong Ceting

STUNTING. Mempercepat penurunan angka stunting di Wonosobo, sebanyak 10 desa mendeklarasikan Gong Ceting atau Gotong Royong Cegah Stunting.(foto : Agus Supriyadi/Wonosobo ekspres)--Magelangekspres.com

WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID- Mempercepat penurunan angka stunting di Wonosobo, sebanyak 10 desa mendeklarasikan Gong Ceting atau Gotong Royong Cegah Stunting. Didampingi lembaga perguruan tinggi Unsiq, program tersebut akan melibatkan ribuan mahasiswa keperawatan dan kebidanan.

10 desa yang mendeklarasikannya diantaranya, empat desa di Kecamatan Kertek meliputi, Desa Purbosono, Desa Candimulyo, Desa Damarkasiyan, dan Desa Pagerejo.

Sedangkan 6 desa lain diantaranya yang turut deklarasi Kelurahan Kaliwiro Kecamatan Kaliwiro, Desa Gondowulan Kecamatan Kepil, Desa Tieng Kecamatan Kejajar, Desa Tambi Kecamatan Kejajar, Desa Slukatan Kecamatan Mojotengah, dan Desa Besani Kecamatan Leksono.

“Kami melakukan pelatihan kepada TPK dan keluarga berisiko stunting tentang penyusunan menu, pengolahan, dan penyajian makanan, pengembangan produk pangan lokal, kampanye Gong Ceting, praktik klinik keperawatan dan kebidanan, kuliah pengabdian masyarakat sebanyak 3 periode terdiri atas 1.300 mahasiswa, 300 mahasiswa, dan 10 mahasiswa,” ungkap Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting UNSIQ Wonosobo Ika Purnamasari dalam deklarasi tersebut di pendopo kabupaten, kemarin.

Turut hadir dalam acara tersebut Kepala Dinas PPKBPPPA Wonosobo, Camat dan Kepala Desa lokus stunting. Selanjutnya, dilakukan penyerahan sertifikat desa Gong Ceting, Pakwalisanak, dan pemenang Duta Remaja.

Menurutnya, percepatan penurunan stunting ini merupakan kerjasama pemkab dengan lembaga Perguruan Tinggi Unsiq sebagai lembaga pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Program yang sudah berjalan, meliputi analisis situasi stunting Wonosobo 2022, pelatihan peningkatan keterampilan TPK dalam pendataan dan identifikasi risiko stunting, pelatihan pengukuran antropometri bagi kader posyandu, pendampingan pendataan lapangan oleh mahasiswa, pendampingan analisis data, pendampingan audit kasus stunting, serta program e-KIE pada keluarga berisiko stunting melalui hasil inovasi media dari PT dan mitra.

Lanjut Ika, pada 27 November kemarin pelatihan penyusunan menu sehat cegah stunting berhasil mencapai Rekor MURI karena setiap desa menyediakan 20 ceting dengan tiap ceting berisi 5 porsi makanan artinya 100 porsi per desa atau 1.000 porsi makanan per Kabupaten/Kota dengan jumlah total 14.000 porsi.

Selain itu, pada 23 November juga telah dilakukan pemilihan Duta Remaja Gong Ceting yang menyasar remaja dari 10 desa dan pembentukan Pakwalisanak (Bapak Kawal Air Bersih dan Sanitasi Layak) serta pembuatan WhatsApp Group untuk edukasi.

Sementara itu, Rektor Unsiq Wonosobo Sukawi mengemukakan bahwa gong Ceting memiliki kepedulian yang tinggi mewujudkan generasi yang hebat dan sehat. Pasca deklarasi, kegiatan harus terus berjalan berbasis pada output dan outcome yang jelas sehingga dapat memastikan betul Wonosobo bebas stunting.

“Pasca deklarasi kegiatan harus terus berjalan berbasiskan output dan outcome yang jelas,” ujarnya.

Sekretaris Daerah Wonosobo One Andang Wardoyo berharap agar kegiatan tak berhenti hanya sampai deklarasi saja tetapi harus dibumikan secara luas kepada masyarakat Wonosobo.

“Terus lakukan monitoring dan evaluasi bagaimana perkembangannya, implementasi di lapangan seperti apa, dan ada hambatannya atau tidak,” pungkasnya. (gus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelangekspres.com