Petani Minta Daerah Irigasi Kedung Putri Dialiri Selama 10 Hari
![Petani Minta Daerah Irigasi Kedung Putri Dialiri Selama 10 Hari](https://magelangekspres.disway.id/upload/bcd346f39876ca18272e3724ffe0ec77.jpg)
KAWAL ALIRAN AIR. Sejumlah kepala desa dan petani mengawal aliran air dari DI Kedung Putri di wilayah persawahan Kecamatan Banyuurip, kemarin.(foto : Eko Sutopo/Purworejo Ekspres)--Magelangekspres.com
PURWOREJO, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID – Daerah Irigasi (DI) Kedungputri masih dalam proses revitalisasi sehingga aliran air dihentikan untuk sementara waktu dan mengancam lahan pertanian gagal panen akibat kekurangan air. Atas kondisi tersebut, para kepala desa, petani, dan kelompok tani se-Kecamatan Banyuurip kompak meminta agar aliran air DI Kedung Putri dibuka selama 10 hari.
Dalam beberapa hari terakhir, penghentian aliran air tersebut menimbulkan gejolak di kalangan para petani. Mereka mengeluhkan kekurangan air untuk tanaman padi mereka.
Namun, pada Kamis 15 desember 2022 telah terjadi kesepakatan antara kepala desa dengan pengelola dan pengembang DU Kedungputri bahwa air dapat mulai dialirkan pada Sabtu 17 Desember 2022 pagi.
Para kepala desa, bersama petani dan kelompok tani se-Kecamatan Banyuurip turun langsung ke sawah, memastikan semua sawah teraliri air.
"Kami mohon kepada pengurus (air) untuk tetap dialirkan selama 10 hari, minimal 10 hari. Jangan sampai dalam kurun waktu 10 hari ini air dimatikan sepihak tanpa sepengetahuan kami," kata Kepala Desa Cengkawakrejo, Imlais Wiski Bagasworo, saat mengawal aliran air di wilayah persawahan Kecamatan Banyuurip, Sabtu, 17 Desember 2022.
Pengawalan ini, lanjutnya, harus dilakukan agar kondusivitas bisa tetap terjaga. Mengingat, kemarahan para petani saat ini sudah memuncak lantaran tidak mendapat aliran air dari DI Kedungputri dalam kurun waktu cukup lama.
"Menjaga kondusitivitas para petani dan kelompok tani karena memang air ini betul-betul sangat dibutuhkan. Intinya karena petani sudah menggebu-gebu dan emosinya sudah semakin tinggi terkait air, kami bersepakat untuk menjaga kondusivitas," ungkapnya.
Menurutnya, pengawalan dilakukan oleh seluruh Kades di Banyuurip bersama sejumlah petani dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Pengawalan juga didasari atas kesepakatan bersama yang telah terjalin sebelumnya.
"Kami bersepakat bersama kepala desa se-Banyuurip untuk mengawal jalannya air sampai lokasi baik saluran maupun lokasi persawahan dan kami mengontrol untuk pembagian. Jangan sampai air sudah sampai ke bawah dalam pembagiannya tidak rata atau tidak adil," tandasnya. (top)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: magelangekspres.com