Satgas Penanganan Kebakaran Hutan Magelang Disiagakan
APEL. Kapolresta Magelang Kombes Pol Ruruh Wicaksono didampingi Dandim 0705/Magelang Letkol Inf Jarot Susanto, Asisten Pemerintahan dan Kesra Bambang Hermanto dan stakeholder terkait saat memeriksa kesiapan alat-alat pemadam kebakaran.-Istimewa-MAGELANG EKSPRES
MAGELANG, MAGELANG EKSPRES - Kebakaran hutan dan lahan dapat mengakibatkan beberapa dampak negatif yang luar biasa, seperti kerusakan ekologis, menurunnya keanekaragaman hayati, perubahan iklim serta menimbulkan asap yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan mengganggu aktivitas transportasi.
Hal tersebut disampaikan Bupati Magelang yang diwakili oleh, Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Kabupaten Magelang, Bambang Hermanto saat kegiatan Apel Gelar Pasukan Satgas Penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan di wilayah Kabupaten Magelang, bertempat di Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) Jurang Jero, Kecamatan Srumbung, Kamis (24/8).
Bambang Hermanto menyampaikan, menurut data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), saat ini sedang terjadi anomaly iklim positif, yang mana fenomena ini diprediksi akan meluas dan menguat hingga November 2023.
BACA JUGA: Forhati Jateng dan Kahmi Magelang Raya Wujudkan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
Melihat kondisi tersebut, Kabupaten Magelang menjadi wilayah yang memiliki potensi kemarau disertai fenomena El-Nino. Hal ini membawa dampak negative seperti kekurangan air, gagal panen bahkan berpotensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Oleh karena itu, menyadari betapa besar dampak yang ditimbulkan oleh kejadian kebakaran hutan dan lahan tersebut, maka ini menjadi tanggung jawab bersama untuk melakukan langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan terhadap kejadian kebakaran hutan dan lahan.
"Melalui apel siaga ini, kami berharap seluruh instansi terkait terus membangun upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan, lakukan kerjasama dan keterlibatan seluruh elemen," harap Bambang.
Bambang berharap agar Satgas Kebakaran Hutan dan Lahan ini dapat bekerja lebih optimal, efektif, serta mampu memberikan edukasi melalui sosialisasi kepada masyarakat secara persuasive. Sehingga, keterlibatan semua pihak menjadi salah satu langkah nyata dalam upaya pencegahan bencana kebakaran hutan dan lahan.
BACA JUGA:Konsumsi Sabu, Dua Juru Parkir Embung Bansari Diamankan Satres Narkoba Polres Temanggung
Ia juga berpesan kepada aparat Pemerintah maupun tokoh masyarakat serta relawan yang bertugas atau tinggal di kawasan rawan bencana kebakaran, agar terus membekali diri sesuai dengan kompetensi yang dimiliki, serta giat berlatih secara rutin dan terencana, sehingga bisa menjadi ujung tombak dalam penanganan kebakaran hutan.
"Lakukan penanganan bencana secara komprehensif dan terpadu, serta memiliki standar yang baku dalam menangani keadaan darurat bencana seperti kebakaran hutan dan lahan," tuturnya.
Kapolresta Magelang, Kombes Pol Ruruh Wicaksono mengatakan, saat ini BMKG sudah menginformasikan 64 persen wilayah Indonesia akan terdampak El-Nino (fenomena cuaca yang terjadi akibat peningkatan suhu permukaan air di Samudra Pasifik Tengah dan Timur yang menjadi lebih hangat dari biasanya) terutama di Pulau Jawa.
"Maka saat ini sering terjadi kebakaran hutan dan lahan," terang, Kombes Pol Ruruh.
Lebih lanjut, Ruruh menyampaikan El-Nino juga akan mengakibatkan dampak negatif lainnya seperti kekeringan ekstrim serta cuaca panas yang luar biasa. Dari data yang telah dihimpun dari bulan Januari-Agustus sudah terdapat 36 kasus kebakaran, baik kebakaran rumah, tempat usaha, hutan dan lahan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: magelang ekspres