Festival Jolenan Purworejo Pikat Perhatian Ribuan Warga
JOLENAN. Tradisi Jolenan di Desa Somongari Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo kian memikat ribuan warga dari berbagai penjuru.-EKO SUTOPO-MAGELANG EKSPRES
PURWOREJO, MAGELANG EKSPRES - Tradisi Jolenan di Desa Somongari Kecamatan Kaligesing Kabupaten PURWOREJO kian memikat ribuan warga dari berbagai penjuru, Selasa (5/9). Mereka rela berdesak-desakan memadati jalan Desa untuk menyaksikan arak-arakan yang menyuguhkan beragam hasil bumi, kesenian, dan putri-putri pilihan.
Sebanyak 43 Jolen berupa gunungan ancak bambu dan daun kelapa berisi hasil bumi serta jajanan dipikul dan diarak keliling desa sekitar 6 Km diiringi kesenian tradisional.
Jolen tersebut merupakan persembahan warga dari 23 RT atau padukuhan untuk para pengunjung yang hadir.
BACA JUGA:Ganjar Pranowo Purna Tugas sebagai Gubernur, Keluarga dan AMK Purworejo Tasyakuran dan Doa Bersama
Kemeriahan Festival Jolen berlangsung sepanjang jalan sejak pagi hingga siang. Puncaknya ketika Jolen selesai diarak dan diperebutkan oleh warga. Mereka antusias untuk merayah atau merebut isi gunungan guna ngalap berkah.
Jolen berasal atau akronim bahasa jawa dari kata "ojo kelalen" yang artinya jangan lupa. Hal itu bermakna agar masyarakat selalu ingat dan bersyukur atas berkat berupa hasil bumi yang dianugerahkan Tuhan Yang Maha Esa di desa itu.
Gelaran sedekah bumi atau merti desa ini rutin dilaksanakan setiap dua tahun sekali. Prosesi Jolen memilih hari Selasa Wage pada bulan Sapar tahun Jawa sehingga merti desa ini kerap juga disebut Saparan.
Gunungan Jolen berisi aneka hasil bumi. Di bagian luar berisi buah seperti manggis dan durian, duku, salak juga beragam kerupuk diantaranya kerupuk ledre khas Somongari.
BACA JUGA:Sambut Haornas, Ribuan Warga Purworejo Kompak Gowes
"Gunungan ada dua bagian yaitu bagian luar dan bagian dalam. Bagian luar berisi buah-buahan dan kerupuk akan di perebutkan atau rayahan saat kirap. Sedangkan di bagian dalam berisi tumpeng ikung ayam serta lauk pauk lengkap yang seluruhnya berasal dari hasil bimi somongari. Tumpeng akan didoakan dan makan bersama-sama di depan makam Gedono Gedini selaku leluhur Somongari," kata Ketua Panitia, Karsono.
Jolen merupakan tradisi turun temurun dari para leluhur sebagai ungkapan rasa syukur warga. Tradisi ini digelar agar warisan budaya tersebut terus lestari dan menjadi event tahunan yang dapat memberikan manfaat lebih bagi warga setempat.
"Merti desa ini sebagai selametan atau syukuran atas hasil bumi terutama kebo manggis dan duren agar panen terus melimpah. Sejak dahulu Somongari hanya mengadalkan itu sebagai sumber pangan. Kita tidak punya sawah," ujarnya.
BACA JUGA:Warga Wadas Purworejo Penolak Tambang Terancam Konsinyasi
Wakil Bupati, Yuli Hastuti SH, pada saat membuka kegiatan itu mengungkapkan syukur dan terima kasihnya kepada warga dan pemerintah Desa Somongari yang terus konsisten melestarikan Jolen. Tak hanya Somongari, Jolen terbukti mampu menjadi salah satu ikon bagi Kabupaten Purworejo.
"Ini sebagai wadah untuk membina tali silaturrahmi sekaligus ungkapan tepo seliro serta asa syukur. Keselarasan antara manusia dengan alam harus senantiasa dijaga," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: magelang ekspres