Getuk Magelang, Warisan Budaya Pakuning Tanah Jawa

MAGELANG, MAGELANG EKSPRES -- Getuk pertama kali muncul saat penjajahan Jepang di Indonesia. Pada masa pejajahan Jepang, masyarakat Magelang dilanda kelaparan karena beras-beras yang dipanen akan dibawa oleh Tentara Jepang.

Sehingga hanya menyisakan singkong sebagai makanan pokok, sehingga masyarakat Magelang memanfaatkan tanaman singkong menjadi makanan yang bisa dimakan, makanan tersebut bernama getuk. 

Getuk pertama kali muncul saat penjajahan Jepang di Indonesia. Pada masa pejajahan Jepang, masyarakat Magelang dilanda kelaparan karena beras-beras yang dipanen akan dibawa oleh Tentara Jepang.

BACA JUGA:Inovasi Getuk Khas Magelang, Dari Zaman Penjajahan Hingga Camilan Modern

Sehingga hanya menyisakan singkong sebagai makanan pokok, sehingga masyarakat Magelang memanfaatkan tanaman singkong menjadi makanan yang bisa dimakan, makanan tersebut bernama getuk. 

Siring berjalanya waktu, getuk tidak hanya dinikmati oleh masyrakat bisa, masyarakat menengah dan masyarakat kelas atas juga bisa menikmati getuk dan getuk sekarang menjadi makanan khas kebanggaan masyarakat Magelang.

BACA JUGA:Intip 3 Resep Getuk Magelang Dijamin Pulen dan Super Legit

Filosofi Getuk Magelang

Sama seperti makanan khas lain, Getuk Magelang juga memiliki filosofi di dalamnya. Filosofi getuk terlihat dari bahan dasarnya yaitu singkong dan kelapa.

Singkong melambangkan kesederhanaan. Dimana tanaman singkong berbuah didalam tanah dan tidak menunjukan buahnya.

BACA JUGA:10 Rekomendasi Oleh-oleh Khas Magelang yang Wajib di Bawa Pulang Selain Getuk Trio

Sedangkan kelapa parut melambangkan kebermanfaatan, Pohon kelapa memiliki manfaat disetiap bagianya. Sehingga diharpkan manusia seperti pohon kelapa yang bermanfaat banyak.

Perpaduan singkong dan kelapa parut memiliki arti bahwa makanan khas ini mengajarkan bahwa manusia harus memiliki sifat sederhana dan menjai manusia yang bermanfaat.

BACA JUGA:Intip 3 Resep Getuk Magelang Dijamin Pulen dan Super Legit

Sumber: