“Bulan Penuh” Kenalkan Karya-Karya Monumental Seniman Lokal Purworejo
KENAL KARYA. Sejumlah seniman tampil total mengenalkan karya monumentalnya dalam event bertajuk “Bulan Penuh” di kawasan Art Center Purworejo, Sabtu (16/12) malam.-foto: eko sutopo/purworejo ekspres magelangekspres-MAGELANG EKSPRES
PURWOREJO, MAGELANGEKSPRES- Sederet nama seniman lokal Purworejo tampil mengenalkan karya monumentalnya dalam event bertajuk “Bulan Penuh” di kawasan Art Center Purworejo, Sabtu (16/12) malam.
Event yang diinisiasi berbagai komunitas dan difasilitasi oleh Dinas Kepemudaan, Pariwisata, dan Olahraga (Dinporapar) tersebut menjadi ruang ekspresi baru bagi para seniman dan kreator seni pertunjukan, baik tradisi maupun kontemporer, untuk memunculkan karya-karya terbaiknya sekaligus mendorong pengembangan ekonomi kreatif (Ekraf) di Kabupaten Purworejo.
BACA JUGA:Sosialisasikan Keselamatan Penerbangan, YIA Ajak Seratusan Pelajar Nobar di Purworejo
Bulan Penuh edisi perdana menampilkan kenal karya dari 4 orang seniman. Masing-masing yakni seniman tari dan koreografer Wibi Supri Andoko dengan karya berjudul “Sih Dosakala”, seniman musik Dwi Suryanto SPd MPd dengan karya berjudul “Harmoni untuk Negeri”, seniman musik Gigih Tata Buana Surya dengan karya berjudul “Love and Humanity”, dan seniman teater Akhmad Syarofuddin yang menyuguhkan monolog “Hasta Brata” karya Chandra Harjito.
Secara simbolis, Bulan Penuh dibuka dan diluncurkan oleh Bupati Purworejo, Hj Yuli Hastuti SH, didampingi Kepala Dinporapar, Stephanus Aan Isa Nugroho SSTP MSi, bersama jajarannya. Ratusan penonton hadir untuk mengapresiasi.
Mereka tidak hanya dari Purworejo, melainkan juga sejumlah daerah seperti Magelang dan Yogyakarta. Selain Kenal Karya, Bulan Penuh juga dirangkai dengan diskusi seputar seni pertunjukan sebagai subsektor Ekraf.
BACA JUGA:Sindoro Sumbing Duathlon Nasional Diikuti Atlet Kaliber Internasional
Bupati Purworejo dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas digelarnya Bulan Penuh. Pihaknya berharap, karya-karya seniman yang dikenalkan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat sekaligus mampu meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap karya seni.
“Saya berharap kepada seluruh seniman dan pecinta seni untuk terus membangkitkan semangat dan proses kreatif, sehingga iklim berkesenian di Kabupaten Purworejo dapat lebih hidup. Mudah-mudahan seni budaya dapat tumbuh berkembang, sebagai penjaga ketahanan bangsa sekaligus menjadi salah satu penggerak roda ekonomi,” katanya.
Diungkapkan, seni budaya juga merupakan sarana untuk membentuk jati diri dan karakter bangsa, karena bangsa yang mempunyai karakter tidak akan mudah compang-camping dan terpecah belah.
Ekonomi boleh melambat, politik boleh jatuh-bangun, tetapi jati diri dan karakter bangsa yang tercermin dalam budaya tidak boleh luntur.
BACA JUGA:Kolaborasi dengan Pemkab dan Bank Jateng, Pewarta Purworejo Salurkan Bantuan ke Sejumlah Wilayah
“Penduduk Purworejo yang multi budaya, multi etnis dan multi agama, pada hakikatnya merupakan potensi dan modal dasar untuk membangun Kabupaten Purworejo. Selain mengelola budaya dan melestarikan kebudayaan dengan baik dan profesional, penting bagi kita memperkokoh ketahanan budaya, yang dalam pelaksanaannya melibatkan semua pihak, baik pemerintah, para pelaku, pemerhati dan segenap insan seni dan budaya maupun masyarakat luas,” ungkap Yuli Hastuti.
Salah satu inisiator sekaligus show director Bulan Penuh, Achmad Fajar Chalik, menyampaikan bahwa seni pertunjukan di Kabupaten Purworejo, baik tradisi maupun kontemporer, yang selama ini dikreasikan, dikembangkan, dan dipromosikan telah mendapatkan apresiasi dari masyarakat luas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: magelang ekspres