Pabbajja Samanera Sementara: 500 Peserta Ikuti Prosesi Cukur Rambut

Pabbajja Samanera Sementara: 500 Peserta Ikuti Prosesi Cukur Rambut

CUKUR RAMBUT. Sebanyak 500 peserta mencukur rambutnya sebelum mengikuti Pabbajja Samanera Sementara, Minggu (17/12) sore.-HENI AGUSNINGTYAS-MAGELANG EKSPRES

MAGELANG, MAGELANGEKSPRES - Program Pabbajja Samanera Sementara MBMI diikuti oleh 500 peserta. Prosesi pencukuran dilakukan Minggu (17/12) sore.

Rangkaian prosesi upacara potong rambut diawali oleh orang tua serta perwakilan keluarga melakukan pemotongan rambut masing-masing anak atau sanak keluarganya yang akan mengikuti Pabbajja Samanera Sementara, dan dilanjutkan oleh para Anggota Sangha.

Ketua Panitia Pabbajja Samanera Sementara MBMI 2023 Fatmawati menjelaskan tidak hanya rambut kepala yang dicukur, tetapi juga alis, dan kumis.

BACA JUGA:Jelang 22 Tahun Rawat Ruwat Borobudur, Masyarakat Desa Kenalan Diajak Belajar Memanfaatkan Air Hujan

Dalam rangkaian upacara, pihak orang tua atau keluarga mencukur rambut kepala dengan gunting. Potongan rambut kemudian  diletakkan di atas daun teratai yang telah dibawa oleh masing-masing peserta. Kemudian proses mencukur dilanjutkan beberapa Bhikkhu.

“Upacara potong rambut dilakukan sebagai tanda seseorang bertekad bulat mengucapkan Adithana. Selain itu, guna melepaskan keduniawian untuk menjalankan Dhamma dan Vinaya mengikuti jejak Sang Buddha. Bagi umat Buddha, rambut merupakan mahkota, begitu juga dengan alis. Ini suatu hal yang sulit buat seorang seperti kita, karena sebagai cowok punya mahkota dilepas. Tapi, ini wujud melatih diri dan dia mau mendapatkan ketenangan batin,” katanya.

Salah satu peserta Yasani tertua dengan usia 100 tahun tersebut mengikuti program Pabbajja Samanera Sementara MBMI karena untuk persiapan mati yang lebih tenang. Warga Desa Mulyosari Kecamatan Tanjungsari Lampung ini mengaku baru pertama kalinya menginjakan kaki di Borobudur.

"Anak cucu sudah masuk agama Budha. Saya mengikuti acara ini agar matinya enak jalannya lebih tenang," ujarnya.

BACA JUGA:Kisah Pilu Korban Kecelakaan Bus PO Handoyo: Pamit Pergi Jauh, Memberikan Alpukat

Pria kelahiran Cilacap 1923 tersebut membagikan pengalamannya bisa berumur panjang. Menurutnya dirinya selalu bersikap jujur tidak pernah berperilaku jahat kepada orang lain.

"Pesan saya kepada anak cucu ikuti pendirian saya," tandasnya. (hen)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelang ekspres