Pasok Beras Subsidi ke Pasar Wonosobo, Sekda: Jangan Main-main, Harus Tepat Sasaran

Pasok Beras Subsidi ke Pasar Wonosobo, Sekda: Jangan Main-main, Harus Tepat Sasaran

BERAS. Salah satu toko dropshiper di Pasar Induk Wonosobo setelah dipasok 2 ton beras SPHP oleh Bulog-Mohammad Mukarom-Magelang Ekspres

WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES - Bulog Sawangan Leksono memasok 20 ton beras subsidi ke Pasar Induk Wonosobo, Rabu (6/3). Sekretaris Daerah (Sekda), One Andang Wardoyo tegaskan, penyuplaian beras musti tepat sasaran.

"Jangan main-main, beras harus tepat sasaran," tegasnya.

Hal itu disampaikan Sekda One Andang Wardoyo, setelah menerima informasi bahwa terdapat oknum pembeli beras yang bermodus menyuruh orang lain agar bisa memperoleh beras berkualitas baik dengan harga miring.

BACA JUGA:Pasar Murah di Halaman Makodim Wonosobo, 5 Ton Beras Ludes Terjual

Menurutnya, demikian itu tentunya menyalahi aturan. Pasalnya, beras subsidi yang digelontorkan Bulog ke kios atau toko-toko di Pasar Induk, berdasarkan Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).

Program tersebut sebagai upaya pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat terhadap komoditas beras. Terlebih, belakangan harga beras terpantau mahal, mulai dari harga Rp 15.000 hingga Rp 18.000, tergantung jenisnya.

Sedangkan beras SPHP merupakan beras berjenis premium yang dijadikan spesifikasi medium, untuk dijual ke masyarakat dengan harga maksimum sebesar Rp 10.900 per kilogramnya.

Oleh karena itu, peraturannya, per orang hanya boleh beli 1 kantong beras dengan bobot 5 kilogram.

"Beras subsidi Bulog itu serapannya tinggi karena harganya murah. Sementara beras lainnya masih mahal dan membuat masyarakat akan memilih yang murah. Sehingga kita memastikan beras itu tepat sasaran, 1 orang dapat hanya 1 kantong, tidak boleh lebih," jelasnya.

BACA JUGA:Seorang Kades di Wonosobo Rela Potong Hasil Beras dari Tanah Bengkok untuk Bantu Warga

Penegasan tersebut agaknya perlu disampaikan supaya masyarakat bisa mendapatkan beras subsidi secara merata. Sebab, jumlah beras yang dipasok setiap dua pekan sekali itu hanyalah 2 ton untuk masing-masing kios ataupun toko dropshiper.

Bahkan Sekda tak segan-segan, akan menurunkan satuan petugas (satgas) pangan untuk menindak para oknum baik oknum dari pihak dropshiper ataupun dari pihak pembeli nakal yang ingin memborong beras bersubsidi tersebut.

"Kami menerima laporan, ada modus menyuruh orang lain untuk beli beras. Kalau ada toko seperti itu dan tidak tepat, atau ada pembeli begitu, maka kita akan turunkan satgas pangan untuk menindak seusai aturan," tegas Sekda One Andang Wardoyo.

Lebih lanjut, Kepala Gudang Bulog Sawangan Leksono, Dody Hendriansyah menyebut, 20 ton beras yang dikirimkan ke Pasar Induk Wonosobo tak hanya dilakukan sekali saja. Melainkan dilaksanakan sebanyak dua kali selama sebulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelang ekspres