Protes Keras Orangtua SSB Ini Lantaran Anaknya Diusir Jelang Pertandingan
Laga Borobudur CUP II Championship di Magelang menuai protes orangtua salah satu pemain karena diusir sesaat sebelum laga berjalan.-WIWID ARIF-MAGELANG EKSPRES
MAGELANG, MAGELANGEKSPRES -- Insiden seorang anak dikeluarkan dari lapangan sesaat sebelum bertanding di laga Piala Borobudur Cup II Championship 2024 disayangkan oleh orangtua anak tersebut.
Sebagai seorang ibu, Widya Setiawan mengaku kecewa dengan sikap panitia pelaksana (Panpel) Borobudur Cup dan pihak dari SSB Putra Mandiri Magelang.
Keduanya dianggap tidak mencerminkan sikap orang dewasa yang semestinya menjaga mental anak-anak peserta sepakbola Borobudur Cup II Championship 2024.
Kepada Magelang Ekspres, Widya Setiawan mengaku sempat menghubungi putranya yang menangis sejadinya lantaran diusir dari lapangan.
"Hati ibu mana, hati orangtua mana yang tidak hancur kalau melihat anaknya menangis histeris karena dia diusir dari lapangan," kata Widya, Senin, 8 Juli 2024.
BACA JUGA:WADUH! Kasus Pelecehan dan Bullying Anak di Purworejo Capai 37 kasus
Menurut dia, Panpel tidak semestinya mengakomodasi kepentingan SSB lain, hanya karena seorang anak itu terdata di dua SSB yang berbeda.
"Aturan yang mengikat itu kan untuk sepakbola profesional. Nah, anak saya masih 10 tahun ini dia mana tahu regulasi. Saya sangat menyayangkan, karena panpel tidak memedulikan mental seusia anak-anak," ujarnya.
Widya membenarkan jika anaknya berinisial R tadinya merupakan anak didik dari SSB Putra Mandiri. Akan tetapi, anaknya mengaku lebih suka jika dirinya berkumpul dengan rekan satu tim di SSB Mataram Utama.
"Sebagai orangtua kan kita memasukkan ke SSB itu supaya anak yang tadinya penakut menjadi berani. Tapi dengan adanya insiden ini terus terang saya kecewa, karena SSB tidak bertingkah seperti tujuan utama sebagai sebuah pembinaan anak usia dini," tandasnya.
BACA JUGA:72 Tim SSB se-Indonesia Ramaikan Piala Soebroto CUP di Magelang
Kendati demikian, Widya mengaku saat ini tidak akan memperpanjang masalah tersebut. Dia hanya berharap, baik dari Panpel maupun SSB agar menurunkan ego sektoralnya, dan lebih mementingkan perasaan anak didik mereka.
"Tujuan orangtua memasukkan di SSB manapun pasti ingin agar anak itu senang, gembira. Bukan malah disakiti perasaannya, dengan cara diusir dari lapangan. Lapangan itu kan panggung, bagaimana perasaan anak ketika tiba-tiba dia diusir dari lapangan," terangnya.
Dia meminta, semua pihak yang terlibat insiden pengusiran ketika laga Piala Borobudur Cup II Championship 2024 untuk mengevaluasi diri. Widya berharap, kasus yang menimpa anaknya jadi insiden yang terakhir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: magelang ekspres