Artikel 6 Surat Kabar Dibredel Menghiasi Dinding Pameran Djejak Soerat Chabar di Kota Magelang

Artikel 6 Surat Kabar Dibredel Menghiasi Dinding Pameran Djejak Soerat Chabar di Kota Magelang

TALKSHOW. Dua narasumber talkshow Djejak Soerat Chabar, antara lain kolektor koran kuno Haris Ker Lth dan wartawan senior Hari Atmoko-WIWID ARIF-MAGELANG EKSPRES

MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.ID - Peristiwa Malari adalah salah satu momen kelam dalam sejarah Indonesia di masa Orde Baru. Malari merupakan akronim dari malapetaka yang terjadi pada 15 Januari 1974 yang turut berdampak terhadap sejarah pers di Indonesia.

Tidak saja berdampak pada kerugian 11 nyawa orang melayang, Malari juga menandai subversivitas pemerintah terhadap pers.

Enam media massa pada waktu langsung dibredel pemerintah, karena dianggap menggelorakan nuansa provokatif dan perpecahan.

BACA JUGA:PWI Kota Magelang Bakal Gelar Pameran Jurnalistik Kolonial Hingga Pasca-Kemerdekaan Peringati HPN 2025

Peristiwa tentang pembredelan enam media ini turut diangkat Harian Pedoman edisi Januari 1974 yang headline artikelnya terpampang di Pameran Jurnalistik bertajuk "Djedjak Soerat Chabar" di Gedung Lokabudaya Kota Magelang, Minggu 9 Februari 2025.

Artikel utama Harian Pedoman itu mengulas tentang peristiwa Malari yang berbuntut pada pembredelan sejumlah surat kabar.

Keenam surat kabar tersebut dianggap memberitakan secara tendensius saat kerusuhan berlangsung 15 Januari 1974.

Polemik itu muncul ketika berita tentang kedatangan Perdana Menteri Jepang Kakuei Tanaka untuk bertemu dengan Presiden Soeharto menyeruak.

BACA JUGA:Peninggalan Sejarah Pangeran Diponegoro di Magelang, Saksi Bisu Perlawanan hingga Penangkapan Kolonial Belanda

Ada asumsi setelah kedatangan PM Jepang akan diikuti para pengusaha Jepang untuk berinvestasi di Indonesia.

Di satu sisi, mahasiswa di Indonesia juga sudah merasakan ketidakpuasan terhadap kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh Soeharto, karena dianggap terlalu menguntungkan investasi asing.

Ketika mendengar informasi kedatangan Perdana Menteri Jepang, mahasiswa pun mengambil kesempatan untuk mengadakan demonstrasi.

Pada awalnya, demonstrasi tersebut berlangsung dengan damai, namun kemudian berakhir dengan kerusuhan yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa.

BACA JUGA:Hari Pers Nasional 2025: PWI dan Pewarta di Purworejo Berbagai Kepedulian di Dua Panti Asuhan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelang ekspres