Ribuan Mahasiswa Untidar Magelang Demo Arogansi Dosen

UNJUK RASA. BEM Untidar menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung Fakultas Ekonomi menuntut arogansi salah satu oknum dosen, kemarin.-HARYAS PRABAWANTI-MAGELANG EKSPRES
MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.ID - Ribuan mahasiswa Universitas Tidar (Untidar) Magelang menggelar aksi demo terkait kasus arogansi oknum dosen, Senin, 17 Februari 2025 di kompleks kampus mereka.
Aksi yang berlangsung secara damai tersebut dilakukan para mahasiswa untuk menyuarakan sejumlah tuntutan yang ditujukan kepada Kepala Prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian (FP).
Ketua BEM FP Naufal Nur Syabani menuturkan, ada 4 tuntutan mahasiswa dalam aksi tersebut.
BACA JUGA:Bahasa Indonesia Menarik Perhatian 7 Mahasiswa Luar Negeri Ini untuk Belajar di Untidar Magelang
"Tuntutan pertama adanya sanksi atas intimidasi yang dilakukan Kaprodi tersebut terhadap mahasiswa," kata Naufal kepada Magelang Ekspres.
Kedua, lanjut dia, adanya sanksi berupa pencopotan jabatan akibat tindakan penyalahgunaan jabatan sebagai Kepala Prodi dengan meminta mahasiswa mengerjakan administrasi dan laporan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang seharusnya bukan menjadi tugas serta tanggung jawab mahasiswa.
"Ketiga, kami menuntut adanya sanksi atas ketidakprofesionalan dari oknum dosen tersebut terkait dengan proses belajar mengajar," jelas Naufal.
BACA JUGA:Untidar Magelang Borong 7 Penghargaan Anugerah Abdidaya Ormawa 2024
Naufal membeberkan, ketidakprofesionalan oknum tersebut yakni tidak memberikan waktu yang optimal untuk mahasiswa bimbingan.
"Kami dan teman-teman mahasiswa lain yang memerlukan bimbingan menunggu dari pagi sampai dengan sore dan terkadang tetap tidak bisa bertemu. Itulah yang membuat kami merasa sangat dikecewakan. Bahkan, oknum dosen tersebut juga jarang memasuki kelas dengan segala macam alasan," bebernya.
Keempat, mahasiswa meminta pihak kampus melakukan pengusutan terhadap indikasi penggelapan dana praktik lapangan.
BACA JUGA:Festival Kesetaraan Untidar Magelang, Ajak Masyarakat Peduli Terhadap Difabel
"Kami menemukan adanya indikasi abnormalitas dari anggaran yang dibuat, tidak adanya transparansi dan tidak adanya pengembalian uang praktikum yang dikoordinir oleh dosen tersebut," jelas Naufal.
Naufal menyebut, mahasiswa juga semakin kecewa karena oknum dosen yang dimaksud masih mengajar dan melakukan playing victim terkait adanya kasus ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: magelang ekspres