Sebut Magelang Harusnya Ganti Prasasti Mantyasih Biar Tetap Terlihat Tua, Konten Kreator Ini Dianggap Provokat

SINGGUNG MAGELANG. Konten kreator di Instagram menyebut Hari Jadi Kota Magelang seharusnya menggunakan prasasti selain Mantyasih.-TANGKAPAN LAYAR-MAGELANG EKSPRES
MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.ID - Pemerhati sejarah asal Kota Magelang, Bagus Priyana menyayangkan "tudingan" konten kreator yang meminta agar Pemkot Magelang mengganti dasar Prasasti Mantyasih sebagai acuan peringatan hari jadi Kota Magelang.
Sebelumnya beredar di media sosial, tentang seorang pemuda yang tengah diwawancara terkait sejarah Kabupaten Temanggung.
Dalam video pendek yang diunggah ulang oleh akun @/tmg.heritage tersebut, seorang pemuda menyebut bahwa Prasasti Mantyasih yang digunakan sebagai dasar penentuan hari jadi Kota Magelang, 11 April 907 itu sebenarnya bukan prasasti yang dari Magelang.
BACA JUGA: Prasasti Mantyasih, Peninggalan Sejarah Kerajaan Mataram Kuno yang Masih Lestari di Kota Magelang
Melainkan prasasti yang ditemukan di Temanggung.
Menurutnya, isi dalam Prasasti Mantyasih juga sama sekali tidak menyebutkan nama Magelang.
"Dalam prasasti itu disebut Wukir Sumbing, Wukir Susundara yang diartikan Gunung Sumbing, Gunung Sindoro," kata pemuda tersebut.
BACA JUGA:Prasasti Mantyasih Ungkap Magelang Sebagai Kota Tua di Indonesia, Kini Usianya 1.116 Tahun
Ia melanjutkan bahwa desa-desa yang tercantum dalam Prasasti Mantyasih juga jauh dari Magelang saat ini.
Berdasarkan analisa toponimi versi pemuda tersebut mengaitkan nama-nama seperti Kedu, Jumo, Wunut, adalah daerah-daerah di Temanggung.
Menanggapi hal tersebut, Bagus Priyana tak heran.
BACA JUGA:Gempita Grebeg Getuk Peringatan Hari Jadi Kota Magelang yang Selalu Dirindukan Warga
Sebab, sejarah kerapkali terjadi dinamika begitu ada bukti dan hasil temuan baru.
Namun, dia menyayangkan karena di dalam narasi video tersebut sarat provokasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: magelang ekspres