Petani Sayur di Ngablak Waswas Biaya Angkut Melambung Akibat Wacana RUU ODOL

Petani Sayur di Ngablak Waswas Biaya Angkut Melambung Akibat Wacana RUU ODOL

PANEN. Salah satu petani sayur di Ngablak, Kabupaten Magelang tengah memanen hasil sayuran dari ladangnya-HARYAS PRABAWANTI-MAGELANG EKSPRES

NGABLAK, MAGELANGEKSPRES.ID Petani sayur di Kabupaten Magelang diliputi kekhawatiran akibat tingginya biaya angkut, menyusul belum normalnya arus pengiriman pascaaksi protes sopir truk yang menolak Rancangan Undang-Undang Over Dimension Over Loading (RUU ODOL).

Meskipun aktivitas panen raya sedang berlangsung di beberapa sentra pertanian seperti Kecamatan Ngablak dan Pakis, hasil panen sulit dijual ke luar daerah karena biaya angkut meningkat drastis.

“Harusnya sekarang harga lagi rendah karena panen besar. Tapi sayur numpuk di sini, yang beli sedikit karena ongkos kirim ke luar daerah mahal,” keluh Slamet (52), petani kentang asal Dusun Bandungrejo, Ngablak, Senin (30/6/2025).

BACA JUGA:Pengemudi Truk di Kabupaten Magelang Kompak Tolak Zero Odol

Ia menyebut harga jual di tingkat petani masih stagnan, namun biaya logistik justru melonjak hingga dua kali lipat dibanding biasanya.

“Biasanya ngangkut ke Semarang atau Jogja cuma Rp700.000 per truk, sekarang (biaya angkut) bisa tembus Rp1.500.000. Sopir pada narik harga karena katanya risiko tinggi, takut ditilang karena muatan,” lanjut Slamet.

Hal serupa disampaikan Sri Wahyuni (43), petani daun bawang dan seledri.

BACA JUGA:Petani Sayur Pasar Ngablak Magelang Keluhkan Harga Sayur yang Masih Lesu

Ia mengaku kesulitan mencari sopir angkutan karena banyak dari mereka mogok jalan atau enggan membawa muatan penuh lantaran khawatir terkena razia terkait ketentuan ODOL.

“Daun bawang di sini cuma laku Rp8.000 per kilo. Tapi kalau kirim ke pasar induk, sekarang harus patungan sama petani lain biar muatannya cukup dan bisa sharing biaya truk. Susah jadinya,” katanya.

Menurut Slamet, pengepul di pasar lokal mendistribusikan sayuran dari Kabupaten Magelang ke pasar-pasar besar seperti Muntilan, Jogja, dan Jakarta, namun saat ini masih tersendat.

BACA JUGA:Petani Sayur di Muntilan Magelang Terpaksa Bagikan Sayur Gratis Imbas Harga Pasar Anjlok

Hal ini berdampak langsung pada kelangkaan pasokan di hilir, sekaligus memicu lonjakan harga di tingkat konsumen.

“Cabai rawit dari Magelang biasanya rutin masuk ke Jogja. Tapi sejak aksi demo sopir truk minggu lalu, barang datangnya telat terus. Harga naik, tapi petani justru tidak dapat untung lebih karena sayur tidak bisa jalan,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelang ekspres