Parodi Demokrasi dalam Puisi: Sastrawan Purworejo Rayakan Hari Puisi Indonesia 2025

PURWOREJO, MAGELANGEKSPRES.ID – Parade Puisi Parodi Demokrasi digelar meriah di Taman Wisata Heroes Park Purworejo, Minggu (27/7), dalam rangka memperingati Hari Puisi Indonesia (HPI) 2025.

Acara ini diinisiasi oleh Kelompok Peminat Seni Sastra (Kopisisa) dan menghadirkan sederet tokoh serta pegiat sastra lintas generasi.

Mengangkat tema “Parodi Demokrasi”, parade ini menjadi refleksi kritis terhadap situasi sosial-politik masa kini.

BACA JUGA:Pelajar SMP di Purworejo Adu Lucu Baca Puisi Humor Kopisisa

Para penyair membacakan puisi ciptaan mereka sendiri yang kemudian dibukukan dalam sebuah antologi karya Kopisisa.

Ketua Kopisisa, Soekoso DM, menyebut sekitar 20 sastrawan hadir dan tampil membacakan puisinya.

“Semua karya dibacakan adalah puisi asli mereka sendiri. Karya-karya ini juga kami rangkum dalam antologi puisi yang diterbitkan oleh Kopisisa,” ujarnya.

BACA JUGA:Kopisisa Purworejo Luncurkan Buku Antologi “Sekop(y)or Puisi Humor”

Sebagai penutup, Soekoso DM membacakan puisinya berjudul Ketika Wayang Jadi Dalang, sebuah puisi lima alinea yang terinspirasi dari keresahan dalang Ki Sutarko Hadiwacono saat tampil di Grabag dan Ngombol, Purworejo.

“Ki Sutarko mempertahankan pakem pewayangan di tengah tuntutan hiburan modern seperti limbukan dan dangdutan. Beliau sempat ‘diprotes’ penonton lewat lemparan lemper. Saya tuangkan keresahan itu dalam puisi ini,” ujar Soekoso.

Ia menambahkan, parodi demokrasi hari ini tampak seperti fenomena “wayang menjadi dalang” manusia bertindak sesuka hati.

BACA JUGA:Lomba Kesastraan Kopisisa di Purworejo, Jumlah Peserta Turun tapi Kualitas Karyanya Naik

“Morak marik! Dunia seperti kehilangan arah,” katanya tajam.

Acara ini juga menjadi ruang ekspresi bagi sastrawan muda.

Sumber: purworejo ekspres