Dorong Pembelajaran Bermakna, Guru SMA Islam Sudirman Pakis Dalami Deep Learning

Dorong Pembelajaran Bermakna, Guru SMA Islam Sudirman Pakis Dalami Deep Learning

DEEP LEARNING. Guru SMA Islam Sudirman Pakis meningkatkan kualitas pembelajaran IHT dan dan sosialisasi deep learning.-HARYAS PRABAWANTI-MAGELANG EKSPRES

PAKIS, MAGELANGEKSPRES.ID - Guru SMA Islam Sudirman Pakis meningkatkan kualitas pembelajaran dengan mengikuti pelatihan bertajuk In House Training (IHT) Penyusunan Kegiatan Supervisi Pembelajaran (KSP) dan sosialisasi deep learning.

Kegiatan yang digelar di Aula SMA Islam Sudirman ini digelar karena dua hal tersebut dinilai krusial dalam membangun pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan siswa zaman sekarang.

Narasumber kegiatan sekaligus Pengawas Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VIII, Endah Arumingtyas menekankan, guru masa kini harus mampu menjadi fasilitator pembelajaran, bukan sekadar penyampai materi.

BACA JUGA:Guru di Kajoran Magelang Melek Digital, Optimalisasi Canva dan AI untuk Pembelajaran Sekolah yang Efektif

BACA JUGA:Disdikbud Kabupaten Magelang Imbau Sekolah Hindari Perploncoan saat MPLS

“Bicara tentang supervisi pembelajaran bukan soal kontrol, tapi cara guru agar bisa saling belajar, merefleksi, dan terus tumbuh. Ditambah dengan pendekatan deep learning, ini bisa jadi titik balik pendidikan di kelas,” ujarnya.

Menurut Endah, dalam sesi deep learning, peserta dikenalkan pada strategi pembelajaran yang mendorong siswa berpikir mendalam, membangun koneksi makna, serta menyelesaikan masalah secara kritis dan kreatif.

"Pendekatan ini hampir senada dengan prinsip Kurikulum Merdeka, karena guru didorong menciptakan ruang belajar yang kontekstual dan memerdekakan potensi siswa," bebernya.

BACA JUGA:Pelajar, Orangtua, dan Guru SDN Banyurojo 1 Mertoyudan Ikuti Flashmob Kemerdekaan di Lapangan Panca Arga

BACA JUGA:Ruang Kerja Dirut Bank Bapas 69 Tersimpan Kain Kafan, Untuk Apa?

Terlebih, selama ini, guru terlalu sering terjebak dalam target materi.

"Tapi siswa kita hidup di dunia yang berbeda yang menuntut lebih dari sekadar hafalan. Deep learning ini jadi jawabannya,” imbuhnya.

Selain deep learning, menurut Endah, KSP bisa menjadi kunci memperbaiki ekosistem sekolah dari dalam.

BACA JUGA:Guru Madrasah di Kabupaten Magelang Tuntut Insentif Dinaikkan dari Rp250 Ribu Jadi Rp1 Juta

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: magelang ekspres

Berita Terkait