MAGELANGEKSPRES.COM,WONOSOBO- Sejumlah sekolah dasar di Kabupaten Wonosobo mengalami penurunan jumlah siswa dan pendidik. Terkait hal itu, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) berencana akan kembali menggabungkan beberapa sekolah pada tahun 2020 mendatang. “fakta di lapangan menunjukkan, bahwa setiap tahun terjadi penurunan jumlah guru. Bersamaan dengan itu, jumlah murid yang bersekolah dibeberapa kecamatan itu juga alami penurunan,” ungkap Sekretaris Disdikpora, Musofa kemarin di kantornya. Menurutnya, regroup dilakukan untuk memenuhi kuota siswa dalam satu kelas. Yang setidaknya akan diisi lebih dari 20 anak jika melakukan penggabungan. Ditambah dengan minimnya minat guru untuk menjadi kepala sekolah. Baca Juga Tiga Hari Hanyut, Seorang Kakek asal Wonosobo Ditemukan Tewas di Purworejo Hal ini mengacu pada aturan PP Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru itu yang menjelaskan soal tunjangan seorang guru. Dimana dirinya berhak mendapat tunjangan profesi apabila minimal mengajar sekitar 20 anak. Menurutnya jika hal tersebut betul diterapkan akan banyak guru yang tidak mendapatkan tunjangan profesi. “Jika dilakukan regroup itu manfaatnya cukup banyak. Mulai dari mengatasi kekurangan guru, penambahan jumlah siswa, serta memangkas kebutuhan kepala sekolah,” imbuhnya. Pada tahun 2020 mendatang Disdikpora berencana akan menjadi 8 sekolah. Regroup itu dilakukan masih dalam satu desa di empat kecamatan, meliputi Kecamatan Kepil, Kecamatan Sapuran, Kecamatan Kaliwiro dan Kecamatan Leksono. Namun jumlah tersebut masih lebih kecil dibanding tahun 2019. Sebab untuk tahun ini saja Disdikpora telah melakukan regrouping sekolah di 13 SDN. Kebijakan ini akan menyesuaikan dengan kondisi sekolah. Termasuk guru dan siswa itu sendiri sebagai objek dari kebijakan yang diterapkan. “Kebijakan regrouping ini tetap menyesuaikan kondisi sekolah, termasuk siswa dan pendidik serta kondisi jarak sekolah,” pungkasnya. (gus)
16 SD Negeri di Wonosobo akan Diregrouping
Selasa 03-12-2019,02:48 WIB
Editor : ME
Kategori :