100 Petani Kopi di Desa Sambak Hasilkan 8 Ton

Sabtu 24-08-2019,02:05 WIB
Editor : ME

KAJORAN - Warga Desa Sambak Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang sejak tahun 2015 lalu banyak yang banting stir menjadi petani komoditas kopi. "Pelatihan budidaya kopi sejak tahun 2009 oleh Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), Pemerintah Desa dan Kelompok Tani. Namun masyarakat mulai meniru bertani kopi pada tahun 2015 karena melihat hasilnya yang menjanjikan," ucap Koordinator Promosi dan Distributor Pemasaran Kopi Desa Sambak, Danu Utomo. Adapun kopi yang dikembangkan adalah Kopi Robusta ditambah ada beberapa Kopi Ekselsa sebagai campuran. Sebelum ada pelatihan bertani kopi, sebagian kecil petani sudah menanam kopi, Namun, tanaman kopi ditanam dengan sembarang, banyak yang tinggi pohonnya (kopi songgolangit) sehingga buah kopinya tidak banyak dan kualitasnya kurang bagus. "Saat ini ada 100 petani kopi di Desa Sambak. Hasilnya dari 2017 sekitar 5 - 8 ton. Dengan ketinggian pohon kopi setinggi orang dewaaa maka hasil buah kopi lebih banyak. Awalnya 1 Ha saat ini mencapai 8 - 10 Ha, per petani atau seluruh desa hasilnya. Dimana kopi itu panen satu tahun sekali," ungkap Danu. Para petani rata-rata per panen bisa mendapatkan 300 - 500 Kg basah yang berharga jual per kg basah 5.250 dengan kriteria petik merah. Jadi untuk pendapatan dari panen kopi kisaran 1,5 juta- 2,5 juta Rupiah. "Pemasaran sudah ke toko-toko mini market di kawasan Magelang barat, online ke Jakarta, Bandung, Jawa Tengah, Jogja, Wonogiri Jatim dan Kalimantan," papar Dabu. Sementara, Kepala Desa Sambak, Dahlan, mengungkapkan, dalam bertani kopi masih terdapat kendala, yaitu tempat penjemuran  membutuhkan tempat luas dan jalan ke kebun kopi belum semuanya bisa dilalui kendaraan bermotor. "Sebelumnya petani bertanam cengkeh dan palawija, sebagian kopi songgolangit, yang kualitasnya belum bagus. Saat ini sudah cukup lumayan untuk peningkatan kesejahteraan petani, meskipun masih ada sedikit kendala," tutur Dahlan.(cha).  

Tags :
Kategori :

Terkait