17 Pasangan Melangsungkan Pernikahan Unik di UM Magelang

Rabu 07-08-2019,02:58 WIB
Editor : ME

Mewujudkan keluarga yang sakinah, mawaddah, warrahmah, serta damai menjadi dambaan setiap pasangan. Tentunya, asa seperti itu tidak datang begitu saja. Butuh perjuangan dan keseriusan pasangan, untuk sama-sama meraihnya. Hal ini lah yang tergambar dalam ”Nikah Bareng Agustusan” yang digelar Universitas Muhammadiyah (UM) Magelang menyambut HUT RI 17 Agustus dan Milad ke-55 UM Magelang, Selasa (6/8). Seperti apa? WIWID ARIF, Magelang Pagi itu, 34 orang, muda mudi, perempuan dan laki-laki, hendak melakukan perayaan sakral, pernikahan sekali seumur hidup. Bukan adat tradisional atau bahkan panggung nan megah lalu pasangan duduk di pelaminan. Mereka menyatakan cinta sejatinya di atas wall climbing. Layaknya pernikahan pada umumnya, para pria menyiapkan mahar khusus kepada wanitanya. Ada 34 orang, maka ada 17 pasangan yang hendak menikah dan membangun bahtera rumah tangga. Tidak hanya dari Magelang, para peserta nikah massal ini berasal juga dari Sragen, Jogjakarta, Semarang, bahkan dari Kalimantan. Nikah bareng tertajuk ”Merajut Cinta di 74 Tahun Indonesia” ini merupakan kerjasama UM Magelang, Ikatan Keluarga Alumi (IKA) UM Magelang, Forum Ta'aruf Indonesia (Fortais) DIJ, Harpi Melati Magelang, DG Organnizer, Bank Jateng, PHRI Kota Magelang, dan lainnya. Pertama kali prosesi nikah diadakan di wall climbing  dan beberapa spot unik lainnya, seperti di laboratorium farmasi, studio radio, crane otomotif. Yang fenomenal pada kesempatan nikah bareng ini adalah mahar ijab qobul bendera Merah Putih dan pengucapan teks Proklamasi yang dilakukan secara bersama-sama. ”Ijab qobul adalah janji suci kepada Allah SWT. Selain berjanji untuk membina rumah tangga dengan istrinya, mempelai juga berjanji akan mengisi kemerdekaan di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” kata Ketua Nikah Bareng Nasional Ryan Budi Nuryanto. Prosesi diawali dengan kirab bareng 17 manten, sebagai cucuk lampah dari mahasiswa Menwa. Dilanjutkan prosesi melepaskan balon warna-warni disertai tulisan cita-cita manten dan pelepasan 55 burung emprit, sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan. Sedangkan para saksi ini dari berbagai macam lembaga, seperti Waka Polres Magelang dan Polres Magelang Kota, PDM Kota dan PCNU Kota Magelang, dan PDM Kabupaten dan PCNU Kabupaten Magelang. Pemberian mahar bendera Merah Putih dan pembacaan teks Proklamasi dibaca serentak oleh 17 calon manten. Ketika prosesi ijab qobul di wall climbing, posisi manten, penghulu dan 2 saksi juga ikut memanjat wall climbing. Penampilan pasangan pun juga tetap harus cantik dan safety. Rektor UM Magelang, Eko Muh Widodo, memaparkan kegiatan ini gratis untuk pasangan peserta nikah bareng, mulai dari biaya administrasi, riasan, perlengkapan, makanan dan sebaginya. Eko menyebut kegiatan ini sebagai bentuk kepedulian UM Magelang untuk masyarakat kurang mampu dan menanamkan rasa nasionalisme. ”Itulah sebabnya kami pakai bendera merah putih dan teks proklamasi sebagai mahar. Ini untuk menanamkan rasa kebangsaan yang semakin pudar akhir-akhir ini,” kata Eko, disela-sela kegiatan. Ketua IKA UM Magelang, Isa Ashari, menambahkan akad nikah dikemas dengan unik agar berkesan. Seluruh pasangan melakukan ijab qobul dengan cara yang berbeda, ada 6 pasangan dilaksanakan di Laboratorium Farmasi, 3 pasangan di studio radio Unimma, 5 pasangan di crane bengkel otomotif dan yang paling menarik 3 pasangan di wall climbing. ”Selama ini belum ada cara nikah dengan konsep seperti ini, agar menarik, misal di masjid atau KUA itu sudah biasa. Karena selain berkesan juga agar pesan kami sampai ke masyarakat,” ungkap Isa, yang merupakan Asisten Administrasi Setda Kota Magelang itu. Tujuan dari kegiatan Nikah Bareng Agustusan ini untuk mewujudkan pasangan sakinah sejahtera membawa kedamaian dan keberkahan untuk Indonesia. Itu sesuai dengan tata kehidupan dan penghidupan masyarakat ber-Pancasila, dilandasi cinta Illahi dan juga wujud mensyukuri 74 tahun Indonesia Merdeka. ”Dengan perbedaan yang ada ini sebagai perekat persatuan bangsa berlandaskan budaya dan kearifan lokal daerah dari setiap peserta. Hal ini supaya pernikahan dapat membawa misi religi, sosial dan kebangsaan,” katanya. Pesan yang dimaksud, adalah fenomena yang memprihatinkan di kalangan generasi muda belakangan ini seperti maraknya budaya/gaya hidup bebas tanpa ikatan sah, praktik prostitusi, dan penyakit masyarakat lainnya. Nikah bareng ini, katanya, mampu menjadi solusi atas persoalan yang kompleks itu. Isa yang juga membacakan sambutan Walikota Magelang, Sigit Widyonindito menuturkan, kegiatan unik yang diselenggarakan UM Magelang dan IKA UM Magelang untuk memeriahkan Hari Kemerdekaan RI dan Milad UM Magelang. Ia berharap langkah ini dapat menjadi inspirasi dan motivasi masyarakat agar menjadi pribadi yang bermanfaat. ”Selamat dan sukses untuk UMMagelang dan IKA UMMagelang yang sudah berkiparah di dunia pendidikan dan darma bakti kepada masyarakat. Sekarang kita pun menjadi saksi penyatuan 17 pasangan di hadapan Allah dalam ikatan suci pernikahan,” katanya. (*)

Tags :
Kategori :

Terkait