MAGELANGEKSPRES.COM,MAGELANG - Terlibatnya anak-anak sekolah dalam unjuk rasa terhadap UU Cipta Kerja pekan kemarin di wilayah Magelang, yang berakhir anarkis, tidak terorganisir. Namun, hanya termakan isu, sehingga berbuat anarkis atau pengrusakan. Demikian ditandaskan Kapolres Magelang AKBP Ronald A Purba. "Mereka ini hanya perteman-pertemanan saja. Kemudian mereka ingin bergabung, dan intinya ingin mengaktualisasikan diri. Namun, caranya tidak tepat. Terkait dengan organisasi Anarko, organisasi-organisasi memang ada, tetapi indisikasi kesana tidak ada. Namun aksi mereka ini perbuatannya anarkis yang mengarah ke anarko,” terang Ronald. Kendati demikian, pihaknya mengamankan dua orang yang saat ini masih ditahan di Mapolres Magelang. Dua orang tersebut diamankan dengan pasal yang berbeda. "Mereka berdua ini diamankan karena sebelumnya terlibat kasus pengeroyokan di Mertoyudan. Jadi kebetulan diamankan saat aksi demo, dan ternyata mereka DPO sehingga langsung di proses,” terang Ronald. Untuk mengantisipasi hal yang sama, Ronald mengaku sudah melakukan upaya-upaya ke sekolah melalui Dinas Pendidikan. Agar anak-anak sekolah tidak turut berunjuk rasa turun ke jalan dan melakukan hal yang anarkis. “Kami sudah bersurat kepada Kepala Dinas untuk dibantu disampaikan kepada adik-adik yang masih sekolah, yakni agar fokus belajar dulu dan tidak ikut-ikutan perbuatan melanggaran hukum,” ungkap Ronald. Ronald menambahkan, para anak-anak pelaku aksi anarkis, juga belum ditemukan indikasi dibayar untuk melakukan berbuat rusuh. "Pada aksi unjuk rasa yang berakhir rusuh di simpang Artos kemarin, Polisi memang amankan beberapa orang. Mereka masyarakat-masyarakat yang tidak teroganisir, adik-adik sekolah SMP, SMA/SMK, dan belum ditemukan indikasi terkait mereka dibayar untuk berbuat anarkis," papar Ronald.(cha).
Anak-anak yang Ikut Demo Termakan Isu
Rabu 21-10-2020,02:10 WIB
Editor : ME
Kategori :