Bahas Sektor Pariwisata, Aji Setyawan Temui Warga Sekitar Gunung Tidar

Selasa 22-09-2020,02:08 WIB
Editor : ME

MAGELANGEKSPRES.COM,MAGELANG  - Keberadaan Gunung Tidar yang kini ditetapkan sebagai Kebun Raya, mestinya memberikan keuntungan tersendiri bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Tempat wisata religi yang terkenal di pelosok Nusantara ini dioptimalkan untuk dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat. Hal itu dikatakan calon walikota Magelang, Aji Setyawan saat melakukan kunjungan ke Kampung Sidosari, Kelurahan Magersari, Kecamatan Magelang Selatan, belum lama ini. Menurutnya, kampung di sekitar Gunung Tidar punya potensi untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata andalan Kota Sejuta Bunga. ”Tidak ada yang menyangkal kalau Gunung Tidar sekarang sudah menjadi tempat wisata religi paling terkenal di eks-Karesidenan Kedu. Ribuan orang bahkan datang satu malam. Ini sebenarnya potensi, meski saat ini kita masih dalam pandemi, sehingga kunjungan harus dibatasi,” kata Aji. Anggota Komisi B DPRD Kota Magelang tersebut berujar, yang tidak kalah penting adalah peningkatan sumber daya manusianya (SDM). Sebab, lokasi sebaik apapun, seindah apapun, jika tanpa kekompakan warganya, maka mustahil dapat mengundang ketertarikan wisatawan. ”Saya optimis, kalau nanti masyarakat sini menjadi berdaya, maka jiwa pariwisata mereka akan terlatih, sehingga tidak hanya Gunung Tidar yang ramai, tetapi sekitaran gunung pun juga terkena dampak positifnya,” ucapnya. Menurut dia, antara pengembangan SDM pariwisata dengan peningkatan perekonomian adalah dua program yang mesti berjalan beriringan. Aji yang membawa visi misi mewujudkan Kota Magelang sebagai kota cerdas yang maju, religius, dan berbudaya menuju masyarakat sejahtera dan madani tersebut mengaku, pariwisata menjadi salah satu sektor yang wajib diperhatikan. Terlebih dengan kemampuan sumber daya alam (SDA) yang terbatas di Kota Magelang, maka sektor jasa dan SDM yang profesional adalah acuan utama membawa masyarakat semakin sejahtera. ”Terlebih di Sidosari ini warga masih guyub, gotong-royong, dan kerja bakti. Masyarakat juga mempertahankan kearifan lokal seperti tradisi sadranan, sedekah bumi, kirab budaya, dan lain sebagainya. Ke depan saya harap, kegiatan pelestarian budaya ini bisa menjadi ikon yang mampu mendatangkan wisatawan dari manapun,” pungkasnya. (wid)

Tags :
Kategori :

Terkait