MAGELANGEKSPRES.COM - KONSISTENSI DBL Indonesia selama 18 tahun menyelenggarakan kompetisi basket pelajar kini makin menumbuhkan kepercayaan dari berbagai pihak. Apalagi kompetisi basket pelajar DBL itu kini menjadi yang terbesar di Indonesia. Terselenggara dari Aceh sampai Papua. Efek positifnya terhadap basket nasional juga makin terlihat. Nah, kesuksesan itu yang membuat DBL Indonesia mendapatkan kepercayaan dari Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI). DBL Indonesia dipercaya menggarap kejuaraan atletik tingkat pelajar. Seperti halnya kompetisi basket DBL, kejuaraan atletik pelajar itu juga dimulai dari Jawa Timur. DBL Indonesia bersama PASI Jatim bakal menggelar kompetisi dengan nama Kejuaraan Atletik Pelajar Jawa Timur 2022. Lewat kompetisi itu, DBL Indonesia bersama PASI ingin memasyarakatkan olahraga atletik. Terutama menguatkan di tingkat piramida dasarnya. Kejuaraan itu bakal menjangkau seluruh kota dan kabupaten di Jawa Timur. Namun secara penyelenggaraan bakal terbagi dalam delapan regional. Kepastian penyelenggaraan kejuaraan ini tertuang dalam penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU), yang dilakukan antara founder sekaligus CEO DBL Indonesia Azrul Ananda dan Ketua PASI Jatim, Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes. MoU itu digelar di GOR Tawangalun Banyuwangi, Sabtu (19/3) siang. Penandatanganan MoU itu cukup istimewa karena disaksikan Ketua Umum Pengurus Besar (PB) PASI, Luhut Binsar Panjaitan. Luhut sendiri mengaku gembira mendengar PASI, yang didahului dengan PASI Jawa Timur, sudah menyiapkan kolaborasi bersama DBL Indonesia untuk lebih memasifkan olahraga atletik. Terutama di tingkat pelajar. “Kolaborasi ini bagus. Apalagi DBL kan punya pengalaman memasifkan olahraga basket, terutama di usia dini,” ujarnya. Ketua Pengprov PASI Jatim, Nurhasan menambahkan, kolaborasi dengan DBL Indonesia diharapkan mampu melahirkan formulasi yang terbaik untuk memasifkan olahraga atletik. Dengan dimulai dari Jawa Timur, diharapkan bisa menjadi contoh untuk daerah-daerah lain di Indonesia. “DBL Indonesia kan punya pengalaman seperti itu di basket. Harapan kami, pengalaman DBL itu bisa dilakukan di atletik. Sehingga kita tidak lagi kekurangan atlet-atlet potensial ke depannya. Apalagi Mas Azrul (Azrul Ananda) selama ini juga mentor saya,” ujar pria yang juga Rektor Universitas Negeri Surabaya (Unesa) itu. Sementara itu Azrul Ananda mengungkapkan, olahraga atletik bukan hal baru buatnya. Menurut Azrul, selama ini banyak yang tidak tahu bahwa ketika memulai mengembangkan kompetisi DBL, sebenarnya ia bukan anak basket. “Saya ini dulu pas SMA justru anak atletik. Pas SMA, olahraga saya track and field. Saya pelari 2 mile (3,2 km) dan lompat tinggi. Cuma tidak tahu kenapa kok bisa bikin basket duluan,” ujarnya. Oleh karena itu, ketika terbuka kesempatan berkolaborasi membantu memasalkan atletik, Azrul Ananda begitu antusias. Apalagi olahraga atletik merupakan ibu dari segala cabang olahraga. Menurut Azrul, tak masuk akal rasanya Indonesia sebagai salah satu negara terpadat penduduknya tak bisa berprestasi di cabang atletik. “Semoga pengalaman kami memasalkan olahraga basket lewat DBL bisa juga dilakukan di atletik. Tinggal bagaimana piramida dasarnya dibuat lebih solid,” ungkap Azrul. Ia yakin olahraga atletik seharusnya lebih bisa membawa Indonesia meraih prestasi tertinggi.(rls/me)
DBL Indonesia Dipercaya Helat Kejuaraan Atletik Pelajar Jatim
Sabtu 19-03-2022,20:23 WIB
Editor : ME
Kategori :