Disiplin Positif, Guru dan Orang Tua Tidak Bisa Bersikap Otoriter

Rabu 19-02-2020,02:43 WIB
Editor : ME

MAGELANGEKSPRES.COM,WONOSOBO- Disiplin positif merupakan sebuah bentuk penerapan disiplin tanpa kekerasan, upaya mengkomunikasikan perilaku yang efektif antara orang tua dan anak, mengajarkan anak untuk memahami kensekuensi dari perilaku mereka, serta mengajarkan anak tanggungjawab dan rasa hormat ketika berinteraksi dengan lingkunganya. “Terimplementasinya disiplin positif dari guru, orang tua dan siswa akan membentuk tanggungjawab dan rasa hormat. Guru maupun orang tua tidak bisa bersikap otoriter, memaksa siswa untuk patuh terhadap segala sesuatu yang diperintahkan,” ungkap Kepala Dinas PPKBPPPA Drs Sigit Sukarsana kemarin saat membuka sosialisasi Disiplin Positif bagi Guru. Sedikitnya seratus Guru SD/SMP non PNS se-Kabupaten Wonosobo mengikuti sosialisasi Disiplin Positif bagi Guru yang diselenggarakan Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPKBPPPA). Dinas ini bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora). Penyelenggaraannya di ruang rapat Mangoenkoesoemo Setda, Selasa (18/2) pagi. Baca Juga Siswi SMK di Purworejo Disetubuhi Tukang Rosok Menurutnya , kegiatan disiplin positif bagi guru ini adalah mengajarkan atau melatih seseorang untuk mematuhi kode perilaku dan peraturan yang diharapkan dalam jangka pendek dan panjang. Dengan  menerapkan tujuh prinsip sebagai metodenya, yaitu menghormati anak, mendorong perilaku sosial yang positif, disiplin diri dan karakter anak, memaksimalkan partisipasi anak, menghormati tumbuh kembang anak dan kebutuhan akan kehidupan yang layak anak, menghormati motivasi dan tujuan hidup anak, serta menegakan keadilan dan mempromosikan solidaritas. “Kebijakan perlindungan anak  untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan,” katanya. Dalam penyusunan aturan atau tata tertib guna memunculkan disiplin siswa, guru harus melibatkan siswa dalam pembuatanya, memperhatikan hak dan kebutuhan siswa itu sendiri. Serta hasil yang diperoleh agar dilaporkan ke kepala sekolah dan dapat disosialisasikan kepada sesama guru, warga sekolah, komite dan orang tua. Sementara narasumber, Drs Subagyo mengemukakan, disiplin positif adalah mendidik anak atau siswa untuk memahami bagaimana berperilaku yang pantas dilatih untuk bertanggungjawab sehingga mampu mengendalikan perilaku sendiri. Menanamkan proses pemikiran dan perilaku positif sepanjang hidup anak atau siswa menurutnya adalah untuk mendidik anak sesuai zamannya, mendisiplinkan anak tidak dengan hukuman atau kekerasan, mendisiplinkan anak dengan memberi arahan, menjelaskan akibat kesalahannya dan lain sebagainya. “Selain itu juga memberi penghargaan atas prestasi anak, serta apabila anak bersalah harus dicari akar masalahnya. Dengan melakukan dialog apa sebab dia melakukan kesalahan dengan mendiskusikan solusinya,” pungkasnya. (gus)

Tags :
Kategori :

Terkait