MAGELANGEKSPRES.COM,TEMANGGUNG – Hujan disertai angin kencang yang terjadi ahkir-akhir ini, selain menyebabkan bencana alam, juga menyebabkan hektaran tanaman padi siap panen di Kecamatan Tembarak ambruk. Akibatnya petani menanggung kerugian hingga puluhan juta rupiah. Salah satu petani di Desa Wonokerso Kecamatan Tembarak Nur Khamidi (39) menuturkan, hujan disertai angin kencang terjadi secara terus menerus, sehingga tanaman padi miliknya kurang lebih satu setengah hektar ambruk tersapu angin. “Sejak awal pekan kemarin, sering terjadi hujan. Bahkan pada akhir pekan kemarin hujan disertai angin kencang,” terangnya, Minggu (2/2). Padahal, tanaman padi miliknya sudah memasuki usia siap panen yakni lebih dari 85 hari. Karena ambruk tersapu angin kemudian terpaksa dipanen lebih dini. “Mau bagaimana lagi, jika didiamkan lebih lama ambruk maka kualitas bulir padi akan semakin jelek. Jadi terpaksa dipanen lebih dini,” keluhnya sembari mengusap peluh keringat di wajahnya. Baca Juga Polisi Ringkus Dua Pembakar Mobil di Temanggung Biasanya kata Khamidi, padi siap panen saat usianya sudah lebih dari 90 hari, dengan usia tersebut kualitas padi akan lebih baik dan lebih enak dikonsumsi. Namun demikian keputusan dirinya untuk panen lebih dini ini dilakukan untuk mengurangi kerugian. “Kalau tidak ambruk biasanya saya panen diatas usia 90 hari. Nah sekarang ini usia padi saya memang sudah 90 hari lebih tapi yang empat hari tanaman padi saya sudah tiarap semua,” katanya. Senada juga diungkapkan oleh Wahyun (41) petani lainnya, tanaman padi miliknya sekitar setengah hektar ambruk diterjang angin dan hujan pada Jumat pekan lalu. Dengan ambruknya tanaman padi ini produksi padi menjadi menurun. Menurutnya pada kondisi normal kurang lebih antara 18 kuintal hingga 20 kuintal gabah basah. Namun karena saat ini padi miliknya ambruk, panen raya tahun ini hanya mendapatkan sekitar 13 hingga 15 kuintal gabah basah saja. “Turunnya lumayan banyak,padi milik saya ini kan sudah siap panen, jadi saat ambruk dimakan hama tikus, selain itu juga ada yang busuk karena terendam air,” ungkapnya. Ia menambahkan, pada panen raya tahun ini dirinya mengalami kerugian hingga jutaan rupiah, kerugian ini akan semakin bertambah manakala saat penjemuran gabah basah tidak bisa maksimal. Baca Juga Pulihkan Ekosistem TNGMb, 2.000 Pecinta Alam ‘Nandur Bareng’ di Gunung Merbabu “Sebelum panen saja kerugian sudah terlihat, apalagi jika ditambah dengan cuaca yang tidak mendukung saat penjemuran, nantinya harga gabah bisa turun,” tuturnya. Biaya tanam, perawatan hingga panen raya untuk setengah hektar tanaman padi bisa mencapaiRp4 juta hingga Rp5 juta. Dengan harga gabah saat ini hanya kurang lebih Rp4 ribu per kilogram dan hasil panen raya yang menurun, maka kerugian petani semakin terasa banyak. “Paling tidak kerugian antara satu juta hingga dua juta rupiah, harapan kami cuaca kedepan semakin membaik,” harapnya.(set)
Hektaran Padi di Temanggung Siap Panen Ambruk, Petani Merugi Puluhan Juta Rupiah
Senin 03-02-2020,03:24 WIB
Editor : ME
Kategori :