Lika-Liku Dimas Indra dalam Mengoleksi Radio Lawas

Sabtu 03-08-2019,02:32 WIB
Editor : ME

Barang Sulit, Berburu hingga Jogja dan Solo Radio merupakan salah satu perangkat yang dipergunakan manusia sebagai media mendengerkan suara (audio) secara jarak jauh. Meskipun saat ini perangkat radio bisa dibilang kurang populer karena kehadiran internet, namun radio tetap mempunyai penggemar setia sebagai pendengar radio. Bahkan, beberapa jenis radio mulai langka dan menjadi buruan kolektor. CHANDRA YOGA, Muntilan WARGA Muntilan, Dimas Indra, sejak tahun 2017 sudah mulai berburu radio lawas, khususnya radio transistor. Tak heran kini terdapat 60 radio jadul transistor di rumahnya. Radio transistor mulai tergolong langka. Radio transistor itu mulai populer di era sekitar tahun 50an, 60an hingga 70an. \"Awal hunting berburu radio dulu saya berfikiran akan mudah menemukan radio transistor di pasar klitikan atau ternyata belum tentu ada barangnya. Pasar Kliwonan Muntilan, Pasar Niten Bantul, Pasar Pakuncen Jogja, hingga Triwindu Solo pernah saya datangi, namun tidak sesuai bayangan saya, radio transistor mulai sulit ditemukan,\" papar Dimas Indra, yang dulu pernah berprofesi sebagai penyiar radio. Alasan Dimas Indra memutuskan sebagai kolektor radio transistor dibandingkan dengan radio tabung, adalah karena bentuk dan wujud radio transistor lebih bervariatif serta beragam ukuran dan warnanya. \"Saya hanya fokus di radio transistor dibandingkan dengan radio tabung. Karena radio transistor warna dan wujudnya lebih menarik dan beragam, dibandingkan dengan radio tabung yang warna dan bentuknya cenderung monoton tidak variatif,\" ungkap Dimas Indra. Dimas Indra mengatakan, sebagai seorang kolektor radio dirinya mengutamakan kondisi fisik radio transistor lawas, yaitu keutuhan body, part atau bagian radio serta radio tersebut harus bisa dihidupkan. \"Pada awalnya cari utuh dan nyala, tapi sekarang kalau bisa nyala. Kalaupun hanya utuh partnya juga ga papa, karena nanti bisa dinyalakan mesinnya. Dan sebisanya part radio harus orisinal atau aslinya, seperti panel-panelnya dan part lainnya,\" papar Dimas Indra. Adapun harga radio Transistor koleksi Dimas Indra cukup bervariasi dari ratusan ribu hingga satu jutaan rupiah. Bahkan Dimas Indra tidak jarang mendapat radio new old stock atau radio baru namun stok lama. \"Saya beruntung pada awal saya berburu radio transistor pada tahun 2017, harganya masih tergolong terjangkau, misal Rp200 ribu sampai Rp 300 ribu. Namun sekarang kisaran harga bisa 500 ribu Rupiah lebih tergantung kondisi, merk dan kelangkaan di pasaran,\" papar Dimas. Salah satu koleksi radio transistor koleksi Dimas Indra adalah radio dengan merk citizen, yang mana radio tersebut dulu diproduksi terbatas oleh perusahaan citizen, yang mempersembahkan radio tersebut untuk para pelanggan setianya. \"Kita semua tahu Citizen bukan perusahaan yang memproduksi radio. Tetapi Citizen memesan sejumlah radio kepada suatu perusahaan radio. Yang nantinya radio tersebut dipersembahkan kepada pelanggan Citizen. Radio ini sangat langka, termasuk syarat dengan sejarah tujuan pembuatanya,\" papar Dimas Indra.(*).

Tags :
Kategori :

Terkait