Memasuki Musim Hujan, BPBD Temanggung Siap Bersiihkan 4 Sungai Besar

Jumat 15-11-2019,02:53 WIB
Editor : ME

MAGELANGEKSPRES.COM,TEMANGGUNG – Memasuki musim penghujan tahun, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung bersiap membersihkan empat sungai besar di wilayahnya. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana Harian (Plh) BPBD Kabupaten Temanggung, Gito Walngadi, mengatakan, sampah-sampah yang berada di sungai dipastikan akan menjadi masalah baru, terutama saat hujan dan banjir terjadi di sungai. “Terutama untuk sampah plastik, tapi semua sampah yang ada di sungai akan kami upayakan untuk diambil,” katanya Kamis (14/11). Ia menyebutkan, empat sungai besar yang menjadi target pembersihan sampah yakni, Kali Galeh di Kecamatan Parakan, Kali Kuas di Kecamatan Temanggung, Kali Bodri di Kecamatan Bejen, dan Kali Trocoh di Kecamatan Candiroto. “Sudah kami survei, pembersihan sungai akan dilakukan secara bertahap,” katanya. Pembersihan empat sungai besar dari sampah plastik ini, lanjutnya, dilakukan untuk mengantisipasi potensi banjir saat musim penghujan. Sampah sangat berpotensi menyebabkan banjir apalagi saat hujan turun lebat. Diakuinya, selama ini empat sungai tersebut rawan meluap dan menimbulkan bencana banjir tiap kali musim penghujan datang. Upaya pembersihan sungai dari sampah plastik dilakukan untuk meminimalisir potensi banjir. Kegiatan ini dilakukan sejak lebih dari satu bulan terakhir. Baca Juga Raih Opini WTP 7 Kali, Purworejo akan Kembali Terima Penghargaan dari Menkeu “Sebagai antisipasi menghadapi musim penghujan, kami telah membersihkan sungai-sungai dari sampah plastik. Hal ini supaya saat hujan aliran air tidak tersumbat dan meluap sehingga menimbulkan banjir,” katanya. Gito mengimbau masyarakat Temanggung lebih waspada saat musim hujan. Terutama tiap kali muncul hujan lebat disertai angin kencang, warga diminta mencari tempat yang aman. Serta apabila terjadi bencana, warga diminta segera melapor ke BPBD, atau pemerintah desa dan kecamatan setempat. “Kami meminta warga meningkatkan kearifan lokal seperti antisipasi bencana banjir maupun tanah longsor terhadap lingkungan tempat tinggal, tentunya untuk warga yang tinggal di daerah rawan,” ujar Gito. Tidak hanya itu, Gito juga berharap, agar masyarkaat juga ikut andil dalam menjaga lingkungan, sehingga bisa mengurangi resiko banjir saat musim penghujan seperti saat ini. “Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan, mulai dari hal paling kecil saja, misalnya tidak membuang sampah sembarangan apalagi membuang ke sungai atau, memisahkan sampah antara sampah organik dan anorganik, ini akan sangat membantu,” pesannya. (set)  

Tags :
Kategori :

Terkait