KOTA MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.COM - Anggota Komisi B DPRD Kota Magelang Waluyo mengkritik kebijakan pemerintah yang menghapus harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng kemasan. Politisi Demokrat itu berpendapat, pencabutan HET minyak goreng kemasan tidak berpihak kepada rakyat, tetapi justru menguntungkan pengusaha. ”(Pengusaha) tidak untung bagaimana, mereka waktu kulakan ada subsidi pemerintah seharusnya dijual Rp14.000 per liter. Tapi begitu Permendag No 6 Tahun 2022 dicabut, esok harinya ajaib, swalayan dan supermarket mendadak memenuhi etalasenya dengan minyak goreng dengan harga yang fantastis,” ujar Waluyo, Rabu (23/3). Menurutnya, jarak sehari antara pemberlakuan dan pencabutan Permendag sedianya tidak mengubah harga minyak yang masih distok oleh sebagian besar toko modern. Idealnya, kata Waluyo, toko modern menjual dengan harga Rp14.000 per liter hingga stok di toko benar-benar habis. ”Ini semacam ”Bandung Bondowoso”, Permendag dicabut selang 12 jam, harga sudah berubah. Saya yakin itu stok lama. Hitung saja keuntungan per liternya berapa itu,” jelasnya. Ia menjelaskan bahwa dalam aturan pengganti yang tertuang dalam Permendag Nomor 11 tahun 2022, HET minyak goreng curah jadi Rp14.000 per liter dan harga kemasan premium diserahkan kepada mekanisme pasar. ”Pencabutan Permendag Nomor 6 Tahun 2022 itu menunjukkan bahwa keberpihakan bukan kepada rakyat, tapi kepada pengusaha, pengusaha panen besar. Sedangkan pelaku UMKM kita menjerit. Buktinya, minyak curah tetap langka di pasaran. Yang ada cuma yang mahal saja,” ujarnya. Sebelumnya, minyak goreng sempat menjadi barang langka di dua bulan terakhir di Kota Magelang. Tetapi setelah tanggal 17 Maret 2022, minyak goreng pun mendadak melimpah dan membanjiri etalase sejumlah toko modern di Kota Magelang. Anehnya, harganya sudah jauh berbeda, mengikuti pasar yakni Rp22.750-Rp25.450 per liter. Ika Wulan Sari, warga Kampung Tuguran, Potrobangsan, Magelang Utara, mengaku heran dengan berlimpahnya minyak goreng di pasar swalayan. Padahal, dia mengatakan minyak goreng sangat sulit didapat sejak beberapa pekan silam. “Kemarin-kemarin minyak goreng kosong. Masuk ke supermarket, minimarket semuanya kosong. Sehari setelahnya tiba-tiba melimpah,” ujarnya. Retno Widiastuti, warga Jurangombo Utara, Magelang Selatan juga merasa heran dengan kebijakan tersebut. Dia curiga jika selama ini minyak goreng sengaja \\\'ditimbun\\\' untuk dijual lagi dengan harga yang terlampau tinggi. “Minyak kemasan terlalu mahal, sampai Rp25.000 per kilogram. Beli dua liter yang kemasan harganya Rp51.500. Semakin mahal dan menyengsarakan masyarakat,” ucapnya. (wid)
Mendadak Muncul Minyak Goreng di Etalase Toko Modern Disindir DPRD Kota Magelang
Kamis 24-03-2022,06:20 WIB
Editor : ME
Kategori :