Muncul Lima Klaster Penularan Baru di Wonosobo

Rabu 07-10-2020,02:09 WIB
Editor : ME

MAGELANGEKSPRES.COM,WONOSOBO- Kasus terkonfirmasi covid-19 sampai dengan minggu ke 41, telah mencapai total 688 kasus. Dengan jumlah 293 orang dirawat, 37 orang sembuh dan 21 orang meninggal. Bahkan di lima minggu terakhir terjadi penambahan luar biasa. Yakni, 168 kasus konfirmasi, namun tanpa diimbangi dengan angka kesembuhan “Perkembangan kasus positif covid-19 di Kabupaten Wonosobo, mengalami peningkatan yang signifikan, mulai bulan Agustus sampai dengan Oktober 2020 ini, kasus terkonfirmasi mencapai 688 kasus,” ungkap  Kepala Dinas Kesehatan M Riyatno kemarin. Menurutnya, lonjakan kasus pada gelombang kedua, mencapai empat kali lipat kasus dibandingkan pada gelombang pertama di bulan April sampai dengan Juni 2020 silam, sehingga memerlukan langkah penanganan yang lebih. “Angka kasus terkonfirmasi positif covid-19, sampai dengan minggu ke 41, telah mencapai total 688 kasus, dengan jumlah 293 orang dirawat, 37 orang sembuh dan 21 orang meninggal,” ucapnya. Bahkan di lima minggu terakhir terjadi penambahan luar biasa yakni 168 kasus konfirmasi, namun tanpa diimbangi dengan angka kesembuhan sehingga membuat seluruh lokasi karantina atau isolasi komunal menjadi penuh terisi akibat lonjakan itu. “Lima minggu terakhir terjadi penambahan tanpa diimbangi angka kesembuhan. Jadi seluruh lokasi karantina menjadi penuh,” imbuhnya. Baca juga Bupati Wonosobo Bakal Evaluasi Penanganan Covid-19 Riyatno menambahkan terdapat lim klaster penularan baru, dalam periode serangan gelombang kedua ini, yakni kluster perkantoran dengan jumlah 129 kasus, kluster rumah tangga dengan jumlah 157 kasus, kluster sosial seperti takziah dan muyen sejumlah 134 kasus, kluster pondok pesantren sejumlah 7 kasus, dan kluster perjalanan sejumlah 42 kasus. “Perlu ada tindaklanjut bersama, dan kerja yang lebih serius dari seluruh pihak. Dengan melakukan langkah antisipatif dalam menekan penyebaran kasus lebih luas lagi,” harapnya. Pihaknya juga menyayangkan dengan adanya penolakan dari sebagian warga masyarakat terhadap tenaga kesehatan, yang terjadi baru-baru ini, terkait dengan kegiatan penanganan dan tindakan pencegahan covid-19. Padahal tenaga kesehatan butuh keamanan dalam menjalankan tugas sehingga penanganan bisa berjalan dengan baik. “harus ada kerjasama unsur wilayah, serta fasilitasi dari semua pihak agar nakes yang ada dilapangan bisa menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik dan aman sehingga penolakan dan kemungkinan potensi kasus bisa di minimalisir,” ucapnya. Sementara itu, dalam rakor vidcon dengan seluruh kades, kalur, camat dan OPD terkait, Bupati Wonosobo Eko Purnomo  menginstruksikan kepada para Kades, agar Satgas Penanganan Covid-19 Tingkat Desa untuk membentuk Pengawas Penegak Protokol Kesehatan yang bertugas menegakan prokes di wilayah desa/kelurahan masing-masing. \"Penanganan Covid-19 gelombang kedua ini, membutuhkan kolaborasi dan kerja bersama dari semua pihak, termasuk individu masyarakat itu sendiri. Saya mengajak kepada seluruh warga masyarakat Kabupaten Wonosobo, untuk lebih meningkatkan kepeduliannya, dalam mendukung upaya penanganan ovid-19 ,” katanya. Peran serta secara aktif dari masyarakat adalah kunci. Apapun, bagaimanapun upaya yang pemerintah daerah lakukan, tanpa dukungan dan komitmen bersama dari setiap individu masyarakat, dan dari seluruh stakeholder, akan menjadi sia-sia belaka. Guna mencegah penyebaran virus covid-19, maka harus disiplin dalam 3M yaitu menggunakan masker, menjaga jarak aman dengan orang lain, serta rajin mencuci tangan. (gus) #satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Tags :
Kategori :

Terkait