MAGELANGEKSPRES.COM,MAGELANG - Masa ramai liburan akhir tahun, Pasar Tradisi Lembang Merapi dikunjungi wisatan luar kota, Minggu (29/12). Mereka menghabiskan waktu di Puncak Bukit Gununggono Desa Banyubiru Kecamatan Dukun dengan berwisata kuliner tempo dulu. Salah satu anggota Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Banyubiru, Alzwar, mengaku masa liburan kali ini pengunjung meningkat hampur 50 % seperti hari biasanya. “Omzet perputaran uang di Pasar juga meninggkat. Biasanya perputaran uang mencapi Rp 15-20 juta, masa ramai liburan ini mencapai Rp 20-30 juta. Semoga kedepan, dimana pasar ini akan mencapai usianya satu tahun di akhir Januari 2020 mendatang semakin maju dan ramai pengunjung,” ucap Alzwar. Pasar yang berada di puncak bukit Gunung Gono ini menawarkan nuansa wisata berbeda. Yakni, memadukan wisata kuliner dan wisata alam memang banyak dicari wisatawan perkotaan. Baca Juga Pria yang Ditemukan Tewas di Sungai Progo ternyata Warga Temanggung Sembari menikmati pemandangan Gunung Merapi dan Gunung Merbabu di hadapannya, beragam makanan, minuman dan jajanan yang menggunggah selera lidah terdapat banyak makanan tradisional. Di antaranya sego liwet, sego jagung, soto bathok, serabi, cenil, gethuk, pecel, kupat tahu dan lain-lain. Sedangkan untuk minuman terdapat wedang jahe, wedang uwuh, badeg, dawet ayu, wedang jamu, aneka macam jenis kopi dan masih banyak ragam lainnya. Di dalam pasar tradisional ini, pengunjung disambut permainan musik tradisional seperti bunyi-bunyian angklung. Tidak hanya itu, pasar ini juga memberikan nuansa asri dan sejuk. Suasana yang disuguhkan bernuansa pasar zaman dahulu dengan dekorasi bangunan tradisonal berupa warung-warung dari kayu, tempat-tempat duduk dari bambu dan lapak pedagang menggunakan ‘amben’ sejenis meja berbentuk persegi panjang yang terbuat dari bambu. Di pasar ini tidak menyediakan plastik, anda disediakan keranjang bambu untuk berbelanja. Sementara itu, piringnya menggunakan anyaman bambu dengan alas daun pisang, batok kelapa yang sudah dibelah, wadah minumnya menggunakan kendi atau cangkir dari gerabah. Para penjualnya pun berdandan dengan pakaian khas jawa, pria memakai blangkon dan pakaian tradisional. Sedangkan perempuan menggunakan kebaya dan kain batik. Baca Juga Ribuan Warga Dukung Soft Opening Magelang Moncer Serius 2020 Uniknya, untuk melakukan transaksi jual beli di pasar ini, pengunjung diwajibkan untuk menukar uang dengan menggunakan kepingan yang terbuat dari kayu. Kepingan tersebut dibentuk menyerupai koin yang dinamakan Dhono. Satu Dhono ini setara dengan Rp 2 ribu yang dapat dibelanjakan makanan dan minuman yang ditawarkan di sini. Salah satu pengunjung asal Malang Jawa Timur, Yudi, mengaku baru pertama kali berkunjung ke Pasar Lembah Merapi. “Konsep yang unik dan menarik di pasar ini karena tidak menggunakan plastik jadi bisa menjaga keasrian lingkungan, dan juga sangat mendukung keaslian tradisional nya,” ungkap Yudi.(cha)
Pasar Tradisi Lembang Merapi di Magelang Suguhkan Kuliner Jadul hingga Pemandangan Alam
Senin 30-12-2019,02:52 WIB
Editor : ME
Kategori :