Pasokan Gabah di Temanggung Turun Signifikan

Jumat 14-02-2020,02:54 WIB
Editor : ME

MAGELANGEKSPRES.COM,TEMANGGUNG - Pasokan gabah dari petani sejak awal bulan Febuari ini mengalami penurunan yang cukup signifikan. Beruntungnya meskipun pasokan menurun namun belum mempengaruhi harga jual gabah kering panen (GKP). \"Kurang lebih sudah dua pekan ini, gabah dari petani sangat sedikit,\" ungkap Samini (45) salah satu pengusaha penggilingan padi di Kecamatan Kandangan, Kamis (13/2). Menurutnya, menurunnya pasokan gabah ini, karena musim tanam pertama akhir tahun 2019 lalu mundur dari jadwal tanam di musim tanam pertama. Kemunduran musin tanam ini karena disebabkan kemarau panjang yang terjadi pada tahun 2019 lalu. \"Musim tanam pertama kan mundur, jadi sangat berpengaruh pada panen raya diawal tahun 2020 ini,\" terangnya. Ia menuturkan, mundurnya musim panen raya tahun ini kurang lebih memakan waktu sebulan. Di tahun 2019 lalu musim panen raya diawal tahun mulai pada akhir bulan Januari. Sedangkan di tahun 2020 ini sudah memasuki pertengahan bulan Febuari namun petani belum mulai panen raya. \"Mundurnya kurang lebih satu bulan, sekarang sudah pertengahan bulan Febuari saja petani belum mulai panen raya, meskipun ada paling-paling hanya sedikit saja,\" terangnya. Baca juga Video Penganiayaan Siswi SMP di Purworejo Hebohkan Media Sosial Samini menjelaskan, dengan mundurnya musim tanam itu, membuat pasokan gabah ke sejumlah penggilingan saat ini berkurang hingga 50 persen. Sebelumnya pasokan mencapai 5 hingga 7 ton, sekarang hanya 3 ton per minggu. Namun demikian, berkurangnya pasokan ini belum berpengaruh terhadap harga gabah. \"Cukup banyak turunnya, kadang kurangnya bisa lebih dari itu. Satu pekan hanya ada pasokan 2 ton saja,\" katanya. Saat ini lanjutnya, harga GKP Rp4.700 per kilogram, harga tersebut untuk jenis gabah IR64. Sedangkan untuk jenis gabah pandan wangi Rp4.200 per kilogram. Sementara untuk harga beras kualitas bagus berkisar antara Rp9.500 hingga Rp10.000 ribu per kilogram. \"Untuk harga memang masih stabil baik untuk harga GKP maupun harga berasnya,\" terangnya. Kemungkinan, penurunan pasokan gabah dari petani ini akan berlangsung hingga musim panen raya tiba. Kemungkinan panen raya tahun ini baru akan berlangsung pada bulan Maret hingga April mendatang. \"Sekarang sudah mulai berumur tanaman padi milik petani, semoga saja cuacanya mendukung, sehingga produksi gabah bisa tetap bagus dan kualitasnya semakin bagus juga,\" harapnya. Sementara itu Mulyadi salah satu petani menuturkan, saat ini padi miliknya baru berusia sekitar delapan puluh hari, pada usia ini sangat rentan terhadap angin dan hujan. \"Gabah kan sudah berisi beras, jika turun hujan lebat disertai angin sangat rawan ambruk,\" terangnya. Baca Juga Pasca Erupsi, Wilayah Lereng Barat Merapi di Kabupaten Magelang Diguyur Hujan Abu Vulkanik Menurutnya, padi yang siap panen pada bulan Maret hingga April mendatang ditanam pada musim tanam pertama yakni pada bulan November hingga Desember 2019 lalu. Musim tanam 2019 lalu memang mundur karena kemarau panjang. Namun ia berharap, hasil panen raya tahun ini bisa lebih bagus dari tahun sebelumnya. Dari lahan seluas kurang lebih seperempat hektar miliknya tahun lalu hanya menghasilkan kurang lebih 18 kuintal GKP saja. \"Kalau normal biasanya bisa mencapai 25 kuintal, harapan saya tahun ini bisa lebih dari itu,\" harapnya.(set)

Tags :
Kategori :

Terkait