MAGELANGEKSPRES.MAGELANG SELATAN - Sempat direfocusing pada tahun 2020, anggaran Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Magelang, dikembalikan tahun 2021 ini. Sekitar Rp62,225 miliar anggaran DPUPR tahun 2021, akan direalisasikan untuk sejumlah pembangunan di Kota Magelang. Beberapa yang masuk dalam skala prioritas DPUPR antara lain, rehabilitasi talud saluran Gandekan, Kalikota senilai Rp1,01 miliar, pekerjaan saluran di Kramat Selatan dan Cacaban sebesar Rp3,697 miliar, dan rehabilitasi saluran drainase Jalan Gatot Soebroto sebesar Rp16,78 miliar. Selanjutnya, pembangunan Gedung Kantor DP4KB Kota Magelang sebesar Rp15 miliar, pembangunan kolam renang di kompleks Gelora Sanden tahap ke-7 sebesar Rp7,5 miliar, peningkatan pembangunan sarana dan prasarana olahraga sebesar Rp1,5 miliar, pekerjaan fisik gardu pandang Gunung Tidar, sebesar Rp2,05 miliar, dan pekerjaan fisik monumen Tanah Air Satu Bangsa sebesar Rp1,25 miliar. Termasuk juga pengaspalan di 8 jalan protokol dan nonprotokol dengan anggaran senilai Rp7,085 miliar, dan pemeliharaan Jalan Kalibening VI dari Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp6,385 miliar. Kepala DPU-PR Kota Magelang, Crisatrya Yonas Nusantrawan Bolla mengatakan, pembangunan Monumen Tanah Air Satu Bangsa dan finalisasi Gardu Pandang di Gunung Tidar sudah masuk dalam skala prioritas pada tahun 2020 lalu. Akan tetapi akibat pandemi Covid-19, wacana pembangunan tempat penunjang pariwisata itupun diurungkan. ”Awalnya kami menunggu bantuan provinsi (Banprov) sebesar Rp5 miliar melalui dua termin, tahun 2018-2020. Tetapi yang turun hanya di tahun 2018 saja ditambah APBD Kota Magelang tahun 2018 sehingga totalnya mencapai Rp2,5 miliar. Setelah itu kami usulkan lagi di tahun 2019 lewat Banprov, dan rencananya akan turun tahun 2020, tapi tidak jadi karena pandemi,” kata Yonas, kepada wartawan, kemarin. Tak ingin proyek yang sudah menelan Rp2,5 miliar itu setengah matang dan mangkrak, DPU-PR Kota Magelang akhirnya mengusulkan anggaran penyelesaian gardu pandang kepada kepala daerah dan anggota DPRD. Hingga akhirnya disetujui dan tahun 2022 mendatang dipastikan sudah bisa difungsikan. ”Intinya tahun ini sudah selesai. Warga Kota Magelang dan sekitarnya sudah bisa menikmati pemandangan hijau dari ketinggian Gunung Tidar melalui Gardu Pandang yang akan selesai tahun 2021 ini,” ujarnya. Ia menuturkan, APBD nantinya juga akan dijadikan dana pemeliharaan bila gardu pandang sudah difungsikan. Menurut rencana, konstruksi gardu pandang sendiri, akan menyerupai Jurangkoco yang sudah terlebih dulu dibangun di Taman Kyai Langgeng. ”Jadi lantainya nanti kaca. Kalau melihat desainnya sama sekali tidak berubah dari rencana awal,” ucapnya. Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Magelang, Joko Budiyono menjelaskan, adanya dua objek wisata baru di area Gunung Tidar tersebut memberikan sarana dan prasarana baru kepariwisataan di Kota Sejuta Bunga. Jika selama ini Gunung Tidar hanya dikaitkan dengan wisata religi, akhir tahun mendatang pengunjung dapat menikmati empat wahana sekaligus. ”Keempat itu antara lain wisata religi, wisata edukasi, wisata budaya, dan wisata panorama. Peziarah misalnya ingin belajar tentang edukasi, bisa karena di sana terdapat tanaman, habitat, sejarah, dan juga adanya monumen,” katanya. Selain itu, untuk wisata panorama karena Pemkot Magelang mendirikan gardu pandang yang berada di sisi selatan lereng Gunung Tidar. Lalu, wisata budaya karena di sana banyak terdapat cagar budaya yang masih eksis sampai saat ini. Ia menambahkan pembangunan gardu pandang dan monumen ini bertujuan untuk menambah fasilitas para pengunjung. Hal ini diharapkan, keberadaan Gunung Tidar bisa dirasakan seluruh masyarakat. Tidak hanya para pengunjung yang hendak melakukan aktivitas religi, namun dengan adanya tambahan fasilitas, Gunung Tidar bisa menjadi jujukan wisata semua umur, dan kalangan. Untuk diketahui, Monumen Tanah Air Satu Bangsa ini berbahan baku tanah dan air se-Nusantara yang dibawa peserta gowes, saat Hari Olahraga Nasional (Haornas) tahun 2017 lalu. Walikota Magelang, dr Muchamad Nur Aziz menginginkan agar semua pejabat, ASN, masyarakat, hingga awak media untuk bersama-sama mempromosikan Kota Magelang secara nasional bahkan internasional. Menurutnya, kota seluas 18,53 kilometer persegi ini punya potensi sangat besar, menjadi basis pariwisata dan wilayah penunjang kawasan Candi Borobudur. ”Saya harap para pejabat, ASN, masyarakat, dan awak media tidak malu untuk menjual kota kita. Dengan begitu perkembangan pariwisata akan pesat, sehingga yang mendapat keuntungan nantinya adalah masyarakat,” tuturnya. Potensi unggulan lain di Kota Magelang, kata Aziz, karena wilayah ini merupakan kota tertua kedua di Indonesia. Pada 11 April mendatang, kota berjuluk Kota Jasa tersebut akan memperingati hari jadi ke-1115. ”Sebuah kota dengan peradaban yang sangat lama, maka tidak heran kalau di sini banyak sekali museum, bangunan cagar budaya, heterogenitas, peninggalan sejarah, dan lain sebagainya, yang sebenarnya bisa kita promosikan ke dunia luar,” paparnya. (wid)
Pembangunan Gardu Pandang di Gunung Tidar Tuntas Tahun ini
Senin 05-04-2021,08:38 WIB
Editor : ME
Kategori :