TEMANGGUNG – Permasalahan yang dihadapi petani tembakau kian hari semakin komplek. Tidak hanya masalah tata niaga saja, melainkan juga didesak kepentingan dari berbagai kampanye anti tembakau yang dilakukan oleh sejumlah kalangan. Hal tersebut disampaikan oleh Bupati Temanggung M Al Khadziq beberapa waktu lalu. Menurutnya, dari kalangan anti tembakau hingga badan-badan dunia, organisasi-organisasi kesehatan sudah semakin menekan sektor pertembakauan. Oleh karena itu, di musim tembakau tahun ini Pemerintah Kabupaten Temanggung melakukan langkah-langkah penguatan dan pendampingan kepada masyarakat, terutama petani tembakau untuk kembali kepada tembakau Temanggung asli. “Beberapa waktu lalu saya mengundang Bapak Hasyim, mantan Bupati Temanggung. Menurutnya, tembakau seharusnya bisa membuat petani sejahtera seperti zaman dulu,” tuturnya. Dan saat ini seharusnya tembakau juga masih bisa menyejahterakan petani. Namun karena ulah beberapa oknum petani yang mencampurkan tembakau dari luar kota atau tembakau bukan dari Temanggung, membuat nama tembakau Temanggung semakin meredup. “Mulai saat ini, petain harus bisa membuktikan bahwa tembakau Temanggung kualitasnya masih bagus seperti dulu,” katanya. Setiap musim panen raya tembakau tiba, setidaknya omset dari sektor perdagangan tembakau di Temanggung menyumbang sebanyak Rp4 triliun, jumlah ini dua kali lipat dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Temanggung yang hanya berkisar Rp2 triliun saja. “Dengan omset perdagangan yang sangat besar ini, seharusnya petani tembakau bisa sejahtera,” katanya. Terpisah Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Temanggung Untung Prabowo mengatakan, pada tahun ini sebagian besar petani tembakau sudah kembali menanam varietas kemloko. Varietas ini merupakan varietas tembakau asli Temanggung. Menurutnya, tembakau varietas kemloko ini terdiri dari berbagai jenis, mulai dari kemloko 1, 2, dan 3. Pemerintah pada akhir tahun 2017 lalu telah meluncurkan veritas kemloko baru yakni kemloko 4, 5 dan 6. Dari berbagai jenis ini petani bisa memilih jenis kemloko yang cocok ditanam. “Yang bisa memilih petani, mereka tahu kondisi lahan yang mereka garap. Dengan benih yang sesuai maka diharapkan bisa menghasilkan tembakau terbaik,” harapnya. Ia mengatakan, setiap jenis mempunyai keunggulan dan kelemahan. Namun dari berbagai jenis-jenis ini kualitas dari hasil tembakaunya hampir sama. “Paling cocok memang ditanam di Temanggung, kalau daerah lain belum tentu bisa menghasilkan kualitas tembakau yang sama. Meskipun benih yang ditanam sama-sama kemloko,” katanya. Dijelaskan, kemloko 4, 5 dan 6 ini memiliki kelebihan dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Kelebihan itu di antaranya, postur dan performanya lebih besar, daun lebih panjang lebar bulat, batang lebih kuat. Lalu tahan terhadap tiga penyakit yang biasa menyerang tanaman tembakau, yaitu penyakit nematoda, bakteri, dan jamur yang sering membuat daun layu. “Dibandingkan dengan kemloko 1, 2 dan 3 memang lebih baik, tapi petani juga tidak perlu khawatir karena menanam kemloko generasi sebelumnya kualitas tembakaunya juga diminati pabrikan,” katanya. Untung menambahkan, jika dilihat dari sisi produksi juga bisa menghasilkan lebih banyak sebab daun bisa tumbuh hingga 26 helai sedangkan varietas di bawahnya hanya 20 helai daun. Harapannya panen tembakau dari varietas kemloko 4, 5 dan 6 ini mampu menghasilkan tembakau kering di atas rata-rata, di mana saat ini hanya 0,7 dan nanti diperkirakan bisa sampai 0,9 atau 1 ton per hektar. (set)
Permasalahan Tembakau Kian Komplek
Selasa 20-08-2019,02:08 WIB
Editor : ME
Kategori :