Petani di Tembarak Malah Tanam Padi, Umumnya Panen Tembakau

Senin 21-10-2019,03:02 WIB
Editor : ME

MAGELANGEKSPRES.COM.TEMANGGUNG - Berbeda dengan petani di Kabupaten Temanggung pada umumnya yang saat ini sedang memasuki panen raya tembakau, sejumlah petani di Kecamatan Tembarak justru mulai menanam padi. Di sejumlah desa di Kecamatan Tembarak, memang tidak banyak petani yang mulai menanam padi. Sebagian besar sawah masih dominan tanaman tembakau yang siap panen. Selain itu juga masih banyak lahan yang dibiarkan kering pasca panen padi di akhir bulan lalu. Tidak hanya itu juga masih banyak petani yang merawat dan menanam cabai dan tanaman holtikultura lainnya. Namun sebagian petani tidak mau menunggu lama dan membiarkan lahan mereka kering pada musim kemarau tahun ini. Sebab sebagian besar irigasi di kecamatan tersebut terairi air dengan sempurna. “Alhamdulillah irigasi yang ke sawah saya sangat lancar, jadi saya lebih memilih untuk segera tanam padi saja,” ungkap Mujiono salah satu petani di Desa Wonokerso Kecamatan Tembarak, kemarin. Baca Juga Musim Tembakau, Awas, Upal Mulai Beredar di Temanggung Menurutnya, saat ini masih banyak sawah yang ditanami cabai dan tembakau, yang memang tidak membutuhkan air dalam jumlah yang banyak. Sehingga aliran air irigasi ke sawahnya sangat baik. “Saya manfaatkan saja, sebab banyak petani yang saat ini tidak memanfaatkan air. Ini keburuntungan bagi saya tidak harus menunggu atau berebut air dari irigasi,” ungkapnya. Mujiono berharap, meskipun saat ini masih sedikit petani yang mulai tanam padi, namun bukan tidak mungkin hasil panen untuk padi yang ditanam kali ini lebih banyak. Memang diakuinya, saat di lingkungan sekitarnya tidak melakukan tanam padi, maka risiko adanya hama penyakit sangat tinggi, apalgai hama tikus dan berbagai jenis hama yang ada saat musim kemarau tiba. “Risikonya memang lebih besar, tapi jika bisa tumbuh subur dan tidak mendapat gangguan dari hama maka hasil tanam padi akan lebih baik, dan saya perkirakan harga gabah akan lebih baik. Sebab saat panen mendatang belum banyak petani yang panen,” ucapnya. Rohadi petani lainnya juga menuturkan hal yang sama, sudah kurang lebih tiga tahun terakhir ini dirinya memang tidak pernah bercocoktanam tembakau, sehingga dalam setahun dirinya bisa tanam padi sebanyak tiga kali. “Bisa maksimal, dalam putaran waktu setahun saya bisa panen padi tiga kali,” terangnya. Ia mengatakan, berdasarkan tahun-tahun sebelumnya, jika berani tanam padi lebih awal hasilnya juga akan lebih baik, harga jual gabah kering panen juga akan lebih mahal. Namun rawan akan serangan hama penyakit. “Ini yang ketiga kalinya, dua tahun sebelumnya hasilnya lebih baik, memang poduksinya tidak bisa maksimal tapi harga gabah kering bisa lebih mahal,” katanya. (set)

Tags :
Kategori :

Terkait