MAGELANGEKSPRES.COM,PURWOREJO – Potensi bencana banjir dan/ atau longsor selama musim penghujan tersebar di 328 dari 494 desa/kelurahan di Kabupaten Purworejo. Warga yang berada di zona rawan diminta selalu waspada. Kabid Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purworejo, Edy Purwanto menyebut desa/kelurahan berpotensi bencana itu berada di 12 kecamatan. Dari jumlah itu, ada kecamatan yang memiliki potensi tinggi terkena longsor maupun banjir. Menurutnya, kerawanan longsor berada di kawasan yang memiliki perbukitan, sedangkan ancaman banjir terjadi di kawasan yang relatif datar. \"Untuk kecamatan rawan longsor ada 9 kecamatan, kalau banjir ada 5 kecamatan,\" sebutnya, Kamis (9/1). Kecamatan yang memiliki potensi longsor tinggi di antaranya Kaligesing, Bruno, Bagelen, Purworejo, Bener, Loano, Gebang, Kemiri dan Pituruh. Sementara untuk banjir adalah Bagelen, Purwodadi Ngombol, Grabag dan Butuh. Baca Juga Pengembangan Pantai Dewaruci di Purworejo Berlanjut, Dianggarkan Rp4 Miliar \"Untuk longsor di Kaligesing dan Bruno, semua desa masuk rawan. Sementara di kecamatan lain bervariasi, dari yang hanya sepertiga sampai tigaperempatnya,\" jelasnya. Di kawasan pegunungan, meski berpotensi tinggi terjadi longsor, tidak menutup kemungkinan dalam ancaman banjir. Pasalnya, ada beberapa kasus kejadian banjir bandang di kawasan perbukitan. \"Jadi potensinya sebenarnya amat beragam. Makanya semua harus tetap meningkatkan kewaspadaan,\" tegasnya. Lebih jauh Edy mengungkapkan bahwa pihaknya sudah melakukan berbagai kesiapan mengantisipasi jika terjadi bencana. Setidaknya ada beberapa program pelatihan yang diberikan kepada para relawan ataupun warga di desa-desa rawan bencana. \"Sosialisasi untuk pencegahan atau penanganan bencana sudah dilakukan. Terus terang kami memiliki keterbatasan anggaran untuk menggelar kegiatan itu, tapi dari desa-desa yang berpotensi sudah dengan kesadaran mengeluarkan anggaran untuk meningkatkan pengetahuan dengan mengundang kami untuk memberikan pelatihan,\" ungkapnya. Sementara itu, dari sisi logistik kebencanaan, Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Purworejo juga telah menyiapkan berbagai hal. Pada awal tahun, ada bantuan logistik dari Pemerintah Jawa Tengah senilai Rp74 juta. Bantuan itu diwujudkan dalam bentuk barang seperti beras, kecap teh gula kopi serta minuman ringan. Masih ada beberapa keperluan kebutuhan untuk pengungsi seperti alas tidur serta terpal. Karung untuk penanganan tanah longsor juga sudah disediakan. \"Dari BPBD sendiri, stok 2019 juga masih ada. Kami baru akan melakukan pengadaaan lagi di bulan Maret 2020. Ini kita lakukan untuk menghabiskan stok yang lama karena masa edarnya sudah hampir habis,\" kata Khusairi, Kabid Kedaruratan dan Logistik. Baca Juga Di Sela Pelantikan Kades di Magelang, Bagas jadi Perhatian Publik Khusairi meminta warga atau perangkat desa agar sesegera mungkin berkomunikasi dengan BPBD jika terjadi bencana. Pasalnya, saat petugas turun ke lapangan, jika dibutuhkan akan membawa logistik. \"Logistik awal ini diarahkan untuk mendukung gotong royong masyarakat. Untuk kebutuhan lain nanti bisa dipenuhi dari administrasi yang diperlukan oleh desa,\" jelasnya. (top)
Potensi Bencana di Purworejo Tersebar di 328 Desa
Jumat 10-01-2020,01:48 WIB
Editor : ME
Kategori :