MAGELANGEKSPRES.COM,JAKARTA - Lembaga perwakilan rakyat mengundang keluarga korban penembakan di Tol Jakarta - Cikampek. Mereka yang hadir, menceritakan kondisi saat jenazah tiba. Kompak, ada luka tidak wajar di tubuh para korban. Bahkan, darah segar masih mengalir ketika jenazah ingin dikafani. Di ruang sidang Komisi III DPR RI kemarin (10/12), awal sidang berlangsung sangat hening. Anggota DPR yang hadir fokus mendengarkan cerita keluarga korban yang ditinggalkan. Tidak ada yang menyela, ataupun beradu argumen. Sangat kontras dengan kebiasaan di DPR. Wakil Ketua Komisi III Desmond J Mahesa yang memimpin jalannya sidang mempersilakan kepada keluarga untuk bercerita. Tidak berfokus kepada peristiwa, Desmond meminta harapan keluarga. “Silakan ibu, kami persilakan untuk berbicara,” kata Desmond. Anandra, kakak dari Muhammad Suci Khadavi yang hadir mengenakan pakaian biru senada dengan kerudungnya mulai bercerita. Jika dirinya terakhir bertemu dengan adiknya Kamis malam Jumat. Sambil mengingat kejadian, ia bercerita peristiwa sebelum berangkat. Davi, (sapaan akrab Muhammad Suci Khadavi) sempat meminta izin sebelum berangkat. “Di sana tuh tumben sekali memang beda, adik saya tuh salaman dengan ibu, dipeluk dia minta izin,” katanya. Menurutnya, peristiwa itu adalah peristiwa yang jarang terjadi. “Itu tumben banget, biasanya dia ga mau dipeluk karena mungkin udah gede merasa malu. Dan akhirnya oh yaudah mau ke mana? mau ngawal habib ke Mega Mendung,” cerita Anandra. Setelah keberangkatan, pihak keluarga juga sempat berkomunikasi menggunakan video call. “Sempat video call dengan kami dan itu sehat dia senyum,” bebernya. Lalu, Seninnya tiba-tiba ada tim laskar dateng ke rumah. Menanyakan davi sudah pulang atau belum. “Belum kan davi mengawal,” katanya. Selanjutnya, tim laskar yang datang meminta kelaurga untuk datang ke Petamburan. “Di situ saya bingung ya, kebetulan di hp ada notif berita. Saya baca saya langsung kepikiran adik saya, saya telponin terus saya wa terus kok ga ada kabar ini ke mana? Itu berita masih simpang siur kami ga tau kebenarannya seperti apa,” ucap Anandra. Selanjutnya, kakak Davi ini melanjutkan cerita ketika jenazah tiba. “Untuk dibilang luka, lukanya itu Subhanallah itu seperti ditembak jarak dekat. Karena saya tidak ikut memandikan karena kan dalam Islam kalau memandikan laki dengan laki dan itu kebetulan ayah saya yang memandikan,” ceritanya. Dari cerita ayahnya, luka tembak di dada ada tiga. Selanjutnya, di pungung ada luka robek seperti diseret. “Di jidat, ini ada biru seperti dihantam senjata api. Tapi Alhamdulillah, muka adik saya bersih. Karena mungkin tidak dipukul di muka hanya dihantam di badannya. Di belakangnya itu robek, sampai dikafankan pun darahnya masih mengucur,” tuturnya. Menurutnya, berkaca dari luka yang diderita Davi, seperti pembantaian. “Berartikan seperti tidak ada perlawanan di sana. Jadi seperti yang diberitakan itu kan bohong,” tegas Anandra. Ayahanda Lutfil Hakim, yang hadir dalam RDPU tersebut menceritakan, jika anaknya meminta ridho sebelum berangkat mengawal Rizieq Shihab. Minggu siang, sekira pukul 14.00 WIB, Ayahanda sempat menanyakan kabar. “Saya sempat Chatingan dan katanya sehat. Saya belum bisa pulang bi, dan saya tidak berhubungan lagi,” kata ayahnya Lutfil, Daynuri. Selanjutnya, Senin (7/12), sekira pukul 15.00 WIB, ia mendapat kabar jika ada berita di media sosial maupun televisi jika anaknya termasuk yang diculik. “Kenapa diculik, karena saya menyaksikan ketika anak saya dimandikan, ada geseng di bagian punggung. Dan maaf, di bagian kemaluan ada bekas diinjak, pelipisnya ada bekas biru, dan tangan terkelupas,” terangnya. Usai bercerita, sejumlah Anggota DPR yang bertanya menyampaikan bela sungkawa. Mereka juga menyayangkan adanya peristiwa penembakan. Komisi III juga mengatakan jika akan menyerap seluruh aspirasi dari masyarakat terkait kasus tersebut. (khf/fin)
Sidang Duka di Kompleks Parlemen Senayan
Jumat 11-12-2020,03:29 WIB
Editor : ME
Kategori :