Sri Sultan Saksikan Pentas Tari Keraton di Purworejo

Senin 24-02-2020,03:11 WIB
Editor : ME

MAGELANGEKSPRES.COM,PURWOREJO - Sri Sultan Hamengku Buwono X yang juga Gubernur Daerah Istimewa Jogjakarta (DIJ) beserta jajaran pemerintah DIJ hadir di Kabupaten Purworejo dalam kegiatan Malam Budaya Mataraman ”Pentas Tari Keraton” di Pendopo Kabupaten Purworejo, Sabtu (22/2). Malam Budaya Mataraman sekaligus menutup rangkaian kegiatan Muhibah Budaya Jogjakarta di Kabupaten Purworejo, yang digelar selama lima hari berturut-turut (18-22). Hadir Bupati Purworejo Agus Bastian SE MM,  Wakil Bupati Purworejo Yuli Hastuti SH, Wakil Ketua DPRD Purworejo Kelik Susilo Ardani SE, Sekda Purworejo Drs Said Romadhon, Bupati dan Walikota se-DIJ, Kepala OPD Purworejo serta sejumlah tamu undangan. Bupati Agus Bastian saat memberikan sambutan menerangkan bahwa berdasar catatan sejarah, sejak dahulu kala masyarakat Bagelen atau sekarang masyarakat Kabupaten Purworejo memiliki kedekatan hubungan yang sangat baik dengan Mataram Jogjakarta. Tidak hanya bantuan spritual, melainkan juga pengerahan bala bantuan sebagai peran serta masyarakat Kabupaten Purworejo dan wujud kecintaan terhadap Mataram Jogjakarta. Bahkan, kemudian istri Raja Mataram waktu itu memberikan penghargaan berupa pembangunan Masjid Santren yang berlokasi di Bagelen dan sampai sekarang masih berdiri kokoh untuk beribadah masyarakat. Masjid Santren merupakan kenangan indah yang tak terelakkan dan harus terus dilestarikan, sehingga hubungan baik Purworejo Jogjakarta bisa terus dijalin. “Kedepan mungkin saja, akan ada kerja sama antara Pemerintah Jogjakarta dengan Pemerintah Kabupaten Purworejo, yang saling menguntungkan secara ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat,” terangnya. Baca juga Charyssa Raih Predikat Best of The Best dalam Pemilihan Putra Putri Batik Indonesia 2020 Melalui muhibah budaya ini, lanjutnya, diharapkan akan banyak ilmu yang didapat. Seperti dengan diadakannya pelatihan tulisan aksara Jawa secara digital, ekspos sejarah, pameran museum, dan workshop seni tari. “Agenda muhibah budaya juga sejalan dengan program Romansa Purworejo yang tahun ini merupakan tahun kunjungan wisata di Purworejo. Mengingat Bandara Internasional Yogyakarta berada tepat diperbatasan Kabupaten Purworejo. Sehingga Romansa Purworejo menjadi pilihan program untuk memajukan sektor pariwisata,” ungkapnya. Terkait sektor pariwisata, lanjutnya, Jogjakarta telah memiliki tempat wisata yang sudah sangat dikenal. Sehingga tidak salah jika Pemkab Purworejo ingin bekerja sama dengan Jogjakarta. Sehingga diharapkan Kabupaten Purworejo juga bisa meningkatkan sektor pariwisata dengan menggandeng Pemerintah Jogjakarta. “Harapannya, nanti tujuan para wisatawan selain di Jogja juga bisa sekaligus mengunjungi Purworejo,” tandasnya. Sri Sultan HB X saat memberikan sambutan mengatakan bahwa kegiatan muhibah budaya ini ibarat merangkai kembali mata rantai sejarah antara Purworejo dan Jogjakarta. Menurutnya, pada masa perang Diponegoro, Purworejo merupakan basis pertahanan yang tangguh di bawah komando panglima termuda berusia 17 tahun yakni Sentot Alibaysah Prawirodirjo. Demikian pula saat perang kemerdekaan, Purworejo menjadi basis pertahanan Tentara Rakyat Indonesia Menurut Sultan, kawasan segitiga Dulongmas bila bertaut dengan Joglosemar akan dapat membentuk kawasan budaya yang tangguh. Tidak hanya dari segi keprajuritan, melainkan juga dapat melalui tari dan tambang macapat, menguji dan menggali melalui workshop dan gelaran budaya. Dalam acara itu, Bupati Purworejo dan Sri Sultan saling bertukar cendera mata. Berbagai tarian seperti Tari Golek Menak yang merupakan hasil workshop, ditampilkan. Malam Budaya Mataraman dimulai dengan penampilan Uyu-uyu panembromo macapat atau semacam paduan suara jawa dan penampilan tari golek menak hasil workshop. Kemudian penampilan Beksan Nyakrakusuma dan ditutup tarian Beksan Menak Putri Kridha Warastra. (top)

Tags :
Kategori :

Terkait