Sulap Pagar Tua Jadi Bernilai Seni, Polres Magelang Kota Ajak Seniman Ikuti Lomba Mural

Jumat 21-02-2020,02:16 WIB
Editor : ME

MAGELANGEKSPRES.COM,DINDING puluhan blok yang dijadikan pagar pembatas asrama Polres Magelang Kota di Kemirirejo, Magelang Tengah tiga hari ke depan akan berubah. Pagar peninggalan masa kolonial Belanda yang sebagian sudah terkelupas, rusak, dan tidak enak pandang itu coba dibuat sedemikian berseni artistik. Puluhan aktivis mural, membubuhi dinding melingkar itu dengan balutan cat dan seni lukis sebagai keikutsertaan mereka dalam ajang lomba mural yang digelar Polres Magelang Kota, Kamis (20/2). Tangan Kapolres Magelang Kota AKBP Idham Mahdi kotor terkena cat pagi itu. Ia mencoba menuangkan satu lukisan dasar berwarna kuning. Cat awalan itu sebagai tanda bahwa lomba mural telah dibuka. Tak berselang lama, salah seorang pelukis kawakan pun datang menghampirinya. Lalu ditambahilah cat dasar kuning itu dan mulai berbentuk. Sepintas gambar awal itu menyerupai seekor burung. ”Ini adalah Garuda, melambangkan persatuan dan kesatuan bangsa ini,” kata salah seorang pelukis tersebut yang sontak mendapat tepuk tangan dari puluhan perwira maupun anggota kepolisian yang hadir saat pembukaan kompetisi mural di asrama polisi kompleks Markas Komando Polres Magelang Kota. Idham mengaku bukan tanpa alasan, polisi ingin menggelar kontes mural ini. Pihaknya merasa sudah terlalu gerah dengan aktivitas tangan jahil yang hobinya corat-coret tembok perumahan, lembaga, instansi, bahkan gedung publik. Baca Juga Masih Ber-KTP Pelajar, 13 Anggota Polres Terjaring Operasi Disiplin ”Tujuan mengadakan lomba ini supaya memberi kesempatan bagi anak-anak kreatif muda untuk menuangkan gagasan, ide, dan kreativitas mereka lewat seni mural. Ini juga untuk mendidik, anak-anak kita yang selalu usil corat-coret tembok karena mencoreng citra itu mengaplikasikan lewat seni, bukan menyampahi pakai vandalisme,” kata Idham. Total ada 30 peserta. Mereka sudah mendapatkan nomor undian dan hanya boleh mengisi di tembok yang sudah dinomori. Luasannya pun sama. Tiap peserta berhak memanfaat satu media dengan kapasitas 12 meter persegi untuk mengubah bangunan tua menjadi tembok artistik. ”Pengerjaan boleh tim atau individu, kita bagi ada 30 peserta dan tiga hari ke depan menjadi batas waktu terselesaikannya karya mereka ini,” ucapnya. Para peserta yang turut serta pun tak hanya dari Magelang. Justru sebagian besar datang dari luar daerah seperti Jawa Timur, Jawa Barat, Jakarta, dan Jogjakarta. ”Kita sediakan basecamp untuk mereka menginap. Memang waktunya relatif lama, 3 hari, karena kita ingin hasilnya pun maksimal,” ujarnya. Menurut Idham, hasil penilaian nanti berdasarkan kesesuaian tema. Polisi membatasi tema itu hanya berkaitan dengan Kamtibmas, kebangsaan, nasionalisme, dan Magelang Moncer Serius. ”Tidak ada unsur SARA, apalagi sampai pornografi, pasti akan langsung didiskualisifikasi. Tapi kita tidak melarang, entah itu masukan, saran, atau bahkan kritik sekalipun. Kami sifatnya sangat terbuka, malah justru senang kalau dikritik,” kata Idham. Para peserta ini juga sebelumnya telah melakukan registrasi hingga pembayaran uang administrasi sebesar Rp100 ribu per tim. Idham berharap, adanya lomba ini akan mampu mengurangi aksi vandalisme yang kerap meresahkan masyarakat dan pemerintah. (*)

Tags :
Kategori :

Terkait