Turun Produksi, PDAM Kota Magelang ”Stop” Pelanggan Baru

Rabu 19-02-2020,02:13 WIB
Editor : ME

MAGELANGEKSPRES.COM,MAGELANG TENGAH - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Magelang untuk sementara memberlakukan moratorium pelanggaran baru. Kebijakan penghentian penambahan pelanggan itu karena kapasitas produksi tidak sebanding dengan kebutuhan. Direktur PDAM Kota Magelang, Muh Haryo Nugroho mengatakan, saat ini lebih dari 32.000 pelanggan perusahaan plat merah itu. Tidak hanya menjangkau masyarakat perkotaan, sebagian juga berada di wilayah Kabupaten Magelang. ”Sejak tahun ini kita stop dulu pelanggan baru. Karena untuk pelanggan yang ada saja, kita masih kesulitan untuk menjangkau 100 persen,” kata Haryo saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (18/2). Menurutnya, PDAM Kota Magelang mampu memproduksi 500 liter per detik. Jumlah ini masih sisa jika disandingkan dengan kebutuhan 400 liter per detik untuk mengaliri ke 32.000 pelanggan. ”Secara hitungan sebenarnya masih ada sisa 100 liter per detik, tapi karena beberapa faktor, kita tidak pernah mencapai 500 meter per detik,” ujarnya. Pihaknya pun sempat mendapat kajian, jika kebocoran yang dialami PDAM Kota Magelang mencapai 60 persen. Namun tidak sepenuhnya kebocoran itu karena faktor kerusakan pipa, atau tersendatnya permasalahan teknis. ”Kebocoran memang ada tapi tidak sampai 60 persen. Hanya saja kalau soal penurunan debit air, itu terjadi. Bahkan saat ini kita perkirakan mencapai 40 persen penurunan debit dari berbagai sumber mata air PDAM,” ungkapnya. Penurunan debit air hingga 40 persen dari angka normal ini, kata Haryo, terjadi pascakemarau tahun 2019 lalu. Karena alasan itu pihaknya memberlakukan moratorium pelanggan baru. ”Kita juga mengantisipasi dengan sistem zona, misalnya ketika di Magelang Utara terjadi penurunan debit, maka jatah untuk Magelang Tengah kita alokasikan dulu sebagian ke utara. Contoh lain, di Magelang Selatan langka, maka kita alokasikan dari Magelang Utara dan Tengah, begitu seterusnya,” ucapnya. Namun kebijakan pengalihan aliran ini, justru membuat biaya yang dikeluarkan PDAM Kota Magelang pun membengkak. Betapa tidak, karena untuk mengoperasikan dua sumber mata air ini harus menggunakan pompa listrik. ”Kalau dihitung menggunakan bahan bakar minyak (BBM) solar yang dibeli dengan harga nonsubsidi atau harga industri sekitar Rp10 ribu per liter, tiap jamnya menghabiskan 50 liter, sekitar Rp1 juta per jam, untuk mengaktifkan dua pompa,” ujarnya. Sebelumnya, pelayanan PDAM yang kerap dikeluhkan masyarakat ini, mendapat tanggapan langsung dari Walikota Magelang, Sigit Widyonindito. Sigit menyampaikan bersamaan dengan refleksi 9 tahun kepemimpinannya di Gedung Wiworo Wijipinilih, Senin (18/2). Menurutnya, PDAM harus mampu melayani masyarakat dengan baik. Apalagi soal air, karena menjadi kebutuhan paling urgen masyarakat. ”Saya tahu, PDAM bekerja sampai jam 11 malam, sampai harus bolak-balik. Tapi dibikin enjoy dan happy saja. Kerja itu visioner, kreatif, dan semangat, yang penting air yang jadi kebutuhan masyarakat terpenuhi,” kata Sigit. (wid)

Tags :
Kategori :

Terkait