UM Magelang Terjunkan Dosen, Sosialisasi ASI Eksklusif

Senin 02-03-2020,02:33 WIB
Editor : ME

MAGELANGEKSPRES.COM,MAGELANG - Program Pengabdian Masyarakat (PPMT) Universitas Muhammadiyah (UM) Magelang memilih untuk terjun langsung merealisasikan sejumlah pemberdayaan untuk kesehatan warga. Salah satunya, menanamkan persepsi pentingnya air susu ibu (ASI) bagi bayi di bawah usia 6 bulan. Ketua PPMT UM Magelang, Ns Rohmayanti MKep mengatakan, setelah bayi berusia enam bulan, ASI perlu diteruskan hingga usia dua tahun dengan tambahan makanan pendamping ASI (MPASI). Menurutnya, pemahaman pemberian ASI eksklusif ini harus dimiliki oleh seluruh orangtua maupun calon orangtua. Ia mengingatkan ASI merupakan zat penting dalam tumbuh kembang anak. ”Kegiatan ini kami terapkan di Desa Sidoagung, Tempuran, Kabupaten Magelang. Masyarakat, kami berikan pemahaman tentang gizi pada ibu hamil dan balita agar kesehatannya dapat terjaga dengan baik terutama tentang ASI eklusif,” kata Rohmayanti, kepada wartawan, Minggu (1/3). Ia menjelaskan, program ini digelar selama dua bulan sejak Januari lalu. Menurut dia, dibutuhkan beberapa kali pertempuan, agar masyarakat paham betapa pentingnya ASI bagi tumbuh kembang bayi. ”Kami bekerja sama dengan kader Posyandu Desa Sidoagung melakukan peningkatan cakupan gizi pada bayi dan balita. Mulanya, kita merangsang pembentukan kelompok pendukung ASI (KP ASI), dilanjutkan dengan pengetahuan ASI, laktasi, penyuluhan, sampai workshop,” ujarnya. Baca Juga Si Pabuja Resmi Jadi Maskot Pilwalkot Magelang 2020 Menurutnya, ASI ekslusif merupakan pemberian nutrisi paling baik pada bayi sejak kelahiran hingga enam bulan. Pada usia itu, lanjutnya, sebaiknya bayi tidak diberikan makanan pendamping seperti bubur maupun susu formula. ”ASI sangat bermanfaat untuk bayi selain sebagai sumber tenaga bagi bayi. ASI juga dapat meringankan pencernaan, meningkatkan kekebalan tubuh, mengurangi risiko angka kurang gizi serta gizi buruk,” ujarnya. Manfaat lain, kata Rohmayanti, yakni mengurangi risiko obesitas. Kemudian dari sisi ekonomi karena tidak perlu memberikan susu formula yang notabenenya punya harga relatif mahal. Ia mengatakan, dengan ASI bahkan bisa menurunkan risiko kanker payudara. ”Kalau ASI dikeluarkan otomatis berat badan ibu juga akan terkurangi, sehingga menurunkan juga risiko penyakit kanker payudara,” paparnya. Sementara itu, salah satu dosen yang juga Ketua Lembaga Pengembangan Mahasiswa dan Alumni (LPMA) UM Magelang, Ns Margono MKep menambahkan bahwa masyarakat turut diberikan keterampilan membuat makanan pendamping ASI. ”Kami juga terjunkan mahasiswa untuk memberikan pendampingan kepada masyarakat. Setelah kegiatan ini, kami harapkan KP ASI dapat melakukan program kegiatan secara kontinyu, agar kesehatan ibu dan anak Sidoagung semakin baik ke depannya,” pungkasnya. (wid)

Tags :
Kategori :

Terkait