Waspadai Tsunami

Sabtu 16-01-2021,02:52 WIB
Editor : ME

MAGELANGEKSPRES.COM,JAKARTA - Gempa berkekuatan 6,2 skala richter (SR) mengguncang Majene, Sulawesi Barat Jumat (15/1) pukul 01.28 WIB. Gempa susulan masih berpotensi terjadi. Bahkan dapat menimbulkan gelombang tsunami. Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati meminta masyarakat mewaspadai potensi gelombang tsunami kala terjadinya gempa susulan. \"Kemungkinan masih ada potensi gempa susulan yang bisa mencapai kekuatan seperti yang sudah terjadi atau lebih,\" katanya, Jumat (15/1). Potensi tsunami muncul karena terjadinya longsoran di bawah laut. Penyebabnya karena kondisi batuan yang sudah diguncang gempa sebelumnya sudah rapuh akibat pusat gempa terjadi di pantai. \"Kami imbau masyarakat di daerah terdampak tidak hanya menjauhi bangunan yang rentan atau gedung-gedung. Tapi juga apabila kebetulan masyarakat di wilayah pantai dan merasakan guncangan gempa lagi segera menjauhi pantai tidak perlu menunggu peringatan dini,\" jelasnya. Evakuasi harus segera dilakukan. Berkaca pada bencana di Palu pada 2018, tsunami terjadi hanya dalam waktu sekitar tiga menit setelah gempa bumi. Sedangkan peringatan dini belum dikeluarkan. Gempa 6,2 pada Jumat (15/1) pukul 01.28 WIB, merupakan rangkaian gempa dengan magnitudo 5,9 yang terjadi pada Kamis (14/1) pukul 13.35 WIB. Hingga pukul 06.00 WIB, BMKG mencatat telah terjadi 28 kali gempa bumi di wilayah tersebut. \"Memang dua gempa yang cukup signifikan sebelumnya tidak berpotensi tsunami, namun dikhawatirkan jika terjadi gempa susulan dengan kekuatan yang sama dapat memicu potensi tsunami,\" ujarnya. Ia juga mengingatkan agar masyarakat di sekitar pantai segera menyiapkan lajur evakuasi dan segera evakuasi mandiri jika terjadi gempa dengan kekuatan yang cukup kuat. \"Kami imbau masyarakat agar tetap tenang dan berupaya ke lokasi yang aman jauh dari bangunan, terus memonitor informasi BMKG melalui berbagai kanal baik info BMKG dan lainnya,\" tambahnya. Untuk di wilayah lainnya, Dwikorita juga mengingatkan potensi cuaca ekstrem dan banjir hingga Februari 2021. \"Sampai Maret masih ada potensi multirisiko bencana, tapi untuk hidrometeorologi puncaknya pada Januari-Februari. Mohon kewaspadaan masyarakat,\" katanya. Ditambahkan Kepala Pusat Layanan Iklim Terapan Ardhasena Sopaheluwakan, mengatakan Januari hingga Februari, merupakan puncak musim hujan. Berdasarkan data BMKG pada Dasarian III Januari 2021 terdapat daerah dengan potensi banjir menengah, yaitu Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi tenggara, Maluku dan Papua. \"Perlu diwaspadai potensi bencana banjir yang dalam waktu dekat kemungkinan terjadi,\" katanya. BMKG memprakirakan pada periode 16-21 Januari 2021 potensi hujan lebat dengan intensitas sedang-lebat terdapat di wilayah, Aceh, Sumatera Utara, Jami, Sumatera Selatan, anten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Malukua, Papua Barat dan Papua. Terkait musibah gempa di Majene, Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla langsung memerintahkan relawan yang berada di Palu dan Makassar membantu penanganan darurat. \"PMI sudah bergerak dari Makassar dan dari Palu untuk membantu masyarakat di sana, untuk mendukung semuanya itu,\" kata pria yang akrab dipanggil JK. Mantan Wakil Presiden tersebut mengatakan relawan yang dikirimkan pada tahap awal terdiri atas dua personel satuan tugas penanganan bencana (satgana) dari markas PMI Sulawesi Selatan serta 10 dokter dari Universitas Hasanuddin. PMI juga telah mendistribusikan bantuan berupa logistik, obat-obatan, family kit, tenda darurat dan perlengkapan untuk ketersediaan air bersih. “Tindakan pertama adalah memberikan pertolongan darurat kepada korban. Sesudah itu mendirikan posko-posko bantuan,” tambah Sekretaris Jenderal (Sekjen) PMI Pusat Sudirman Said. Ia mengatakan sudah menjadi prosedur operasi standar di PMI bahwa para relawan sudah harus berada di lapangan enam jam setelah bencana. Kemudian, langkah tersebut akan dilanjutkan dengan pendirian posko-posko bantuan PMI dalam satu atau dua hari ke depan. Sembari pemberian pertolongan darurat kepada para korban, PMI juga terus melakukan asesmen atau upaya untuk mendapatkan data dan informasi di lapangan. Secara umum, bantuan juga dimobilisasi dari PMI provinsi sekitar di antaranya PMI Sulawesi Tengah dan PMI Sulawesi Selatan. Termasuk pula dari PMI Pusat sudah mengirim tim untuk mempercepat proses asesmen tersebut. “Bantuan juga kita terima dari mitra gerakan seperti International Federation of Red Cross (IFRC),” kata eks Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tersebut. Sementara itu, Kementerian Sosial mengirimkan bantuan logistik berupa kebutuhan dasar dan kebutuhan pokok bagi para korban. Bantuan logistik berasal dari gudang di Mamuju yang dikirim dari gudang regional di Makassar. \"Bantuan logistik sudah dikirim ke lokasi terdampak gempa. Tim Layanan Dukungan Psikososial melaporkan bahwa mereka juga sudah bergerak. Kita upayakan bantuan secepat-cepatnya untuk penanganan warga terdampak gempa,\" kata Mensos Tri Rismaharini. Ditambahkan Risma untuk pertolongan pertama, Tagana setempat telah melakukan evakuasi bersama BPBD dan TNI-Polri. Bantuan logistik, seperti matras, tenda, perlengkapan anak, perlengkapan lansia, makanan siap saji, dan lainnya dikirimkan bertahap mulai Jumat pagi. \"Semua logistik di gudang Sulbar dikeluarkan untuk membantu masyarakat. Dapur umum akan didirikan di titik pengungsian. Segera kami informasikan updatenya. Satu unit mobil dapur umum bisa memasak sampai 2000 nasi bungkus dalam satu kali masak, sehingga dalam sehari bisa menghasilkan 6000 nasi bungkus,\" tambah Risma. Risma juga menegaskan pemerintah akan memberikan santunan kepada korban yang meninggal dunia. \"Datanya akan terus kami perbarui karena tim masih terus melakukan pendataan. Sesuai SOP, untuk korban meninggal akan mendapat santunan Rp15 juta per orang yang diserahkan kepada ahli waris. Namun, ini tentunya akan diserahkan menunggu seluruh data masuk,\" ujar Risma. Kepala BNPB Doni Monardo mengatakan pihaknya mendistribusikan bantuan 8 set tenda isolasi, 10 set tenda pengungsi, 2.004 paket makanan tambahan gizi, 2.004 paket makanan siap saji, 1.002 paket lauk pauk, 700 lembar selimut, 5 unit Light Tower, 200 unit Velbed, 500 paket perlengkapan bayi, 500.000 pcs masker kain, 700 pak mie sagu dan 30 unit Genset 5 KVA. Sedangkan Pemda Sulawesi Barat akan menempatkan para pengungsi di Stadion Mamuju guna mengantisipasi terjadinya gempa susulan. \"Tadi kesepakatan kita, titik pengungsi ditempatkan di stadion, di situ aman dan jauh dari potensi bila terjadi gempa susulan dan tsunami,\" ucap Kepala Pelaksana BPBD Sulbar Darno Majid. Penempatan lokasi pengungsi itu, untuk memudahkan pengawasan, distribusi makanan dan keperluan lainnya serta lebih aman dan nyaman dibandingkan di tempat yang lain. Saat ini masih terlihat gelombang pengungsi di depan Rumah Jabatan Gubernur dan kantor BPBD setempat. \"Stadion di Mamuju dan Majene untuk menempatkan sementara pengungsi. Mereka juga harus diawasi agar mengantisipasi kondisi yang saat ini belum stabil, karena masih terasa gempa susulan dan ada kemungkinan potensi tsunami,\" tuturnya. Tidak hanya itu, imbauan yang dikeluarkan Pemprov Sulbar serta arahan dari gubernur, kepada masyarakat yang mengungsi mencari tempat yang aman dan jauh dari potensi kerusakan yang ditimbulkan hingga mengakibatkan korban jiwa. \"Kami atas nama Pemprov Sulbar,dan atas arahan gubernur dan wakil gubernur, sekda mengimbau masyarakat, kalau mengungsi cari tempat yang aman, jangan sampai mengungsi ke gunung, lantas gunung itu longsor,\" ucapnya.(gw/fin)

Tags :
Kategori :

Terkait